Selasa, 11 April 2017



Daun Majemuk (Folium compositum)
Compound Leaves (Folium compositum)
 
 
Fitri Anisa Fadilla



Abstrak
Daun majemuk adalah Tangkainya bercabang-cabang, dan baru pada cabang tangkai ini terdapat helaian daunnya, sehingga di sini pada satu tangkai terdapat lebih dari satu helaian daun, Suatu daun majemuk dapat dipandang berasal dari daun tunggal yang bertoreh dalam, sehingga bagian daun di antara toreh-toreh tersebut terpisah satu sama lain dan masing-masing merupakan suatu helaian kecil tersendiri. Praktikum daun majemuk di laksanakan pada hari kamis tanggal 16 Maret 2017 Bertempat di Laboratorium prodi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala. Metode yang digunakan adalah pengamatan secara langsung dengan menggunakan mata atau tidak menggunakan alat bantu mikroskop dimana Jeruk perut (Citrus sp),  bunga merak (Caesalpinia pulcherima), kelor (Moringa olifera), si kejut (Mimosa pudica) dan belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) sebagai objek yang akan di amati pada praktikum kali ini. Hasil praktikum kali ini adalah para mahasiswa dapat menjelaskan bagian-bagian daun majemuk ibu tangkai daun (Pteolus communis), tangkai anak daun (Pteololus), anak daun (Foliolum), rakhis dan yang mana rakhila.
Kata kunci: Daun majemuk, morfologi tumbuhan, ibu tangkai daun,


Abstract

        Compound leaves are Stems branching, and new branches of the stalk there are strands of leaves, so here on one stalk, there are more than one leaf blade, a compound leaf can be seen coming from a single leaf that bertoreh in, so that the leaves of the nock the toreh separated from each other and each is a small strand of its own. Practicum compound leaves performed on Thursday, March 9, 2017 Located at the Laboratory of Biology Education department of the Faculty of Education University of Syiah Kuala. The method used is direct observation by using eye or do not use tools microscope where Orange stomach (Citrus sp), peacock flower (Caesalpinia pulcherima), moringa (Moringa olifera), the shock (Mimosa pudica) and starfruit (Averrhoa bilimbi) as an object to be observed at this time practicum. Results practicum students are able to explain the parts of a compound leaf petiole mother (Pteolus communis), the leaf stalk children (Pteololus), leaflets (Foliolum), rakhis and which rakhila.
Keywords: Leaves compound, plant morphology, mother petiole
.









Pendahuluan
Daun majemuk adalah daun dimana helaiannya disusun oleh sejumlah bagian-bagian terpisah yang berbentuk seperti daun dan disebut anak daun (leaflet) atau daun majemuk adalah Tangkainya bercabang-cabang, dan baru pada cabang tangkai ini terdapat helaian daunnya, sehingga di sini pada satu tangkai terdapat lebih dari satu helaian daun, Suatu daun majemuk dapat dipandang berasal dari daun tunggal yang bertoreh dalam, sehingga bagian daun di antara toreh-toreh tersebut terpisah satu sama lain dan masing-masing merupakan suatu helaian kecil tersendiri Pada bagian basal helaian anak daun atau bagian basal petolulus biasanya ditemukan adanya pulvinulus (persendian daun). Adanya pulvinulus pada anak daun ini menyebabkan anak daun dapat gugur sendiri-sendiri (tidak bersamaan). Oleh karena setiap anak daun dari daun majemuk memiliki karakteristik yang sama dengan daun tunggal, kadang-kadang sulit dibedakan antara daun tunggal dengan anak daari daun majemuk, khususnya bila anak daun tersebut berukuran besar. Ciri-ciri daun majemuk biasanya anak daun tumbuh bersama-sama dan bila runtuh bersama-sama juga, anak daun biasanya seumur dan sama besarnya, pertumbuhannya terbatas, artinya tidak bertambah panjang lagi dan ujungnya tidak mempunyai kuncup, pada daun majemuk tidak terdapat kuncup dibagian ketiak anak daun. 
Ibu tangkai daun (potiolus communis), yaitu bagian daun majemuk yang menjadi tempat duduknya helaian-helaian daun, yang masing-masing dinamakan anak daun (folium). Ibu tangkai daun ini dapat dipandang merupakan penjelmaan tangkai daun tunggal ditambah dengan ibu tulangnya, oleh sebab itu kuncup ketiak pada tumbuhanyang mempunyai daun majemuk, letaknya juga diatas pangkal ibu tangkai pada batang. Tangkai anak daun (petiololus), yaitu cabang-cabang ibu tangkai yang mendukung anak daun. Bagian ini dapat dianggap sebagai penjelmaan suatu tulang cabang pada daun tunggal, oleh sebab itu didalam ketiaknya tak pernah terdapat suatu kuncup. Anak daun (foliolum), bagian ini sesungguhnya adalah bagian-bagian helaian daun yang karena dalam dan besarnya toreh menjadi terpisah-pisah. Karena suatu daun majemuk dapat dipandang berasal dari suatu daun tunggal, pada daun majemuk dapat pula kita temukan bagian lain seperti pada daun tunggal, misalnya: Upih daun (vagina), yaitu bagian dibawah ibu tangkai yang lebar dan biasanya memeluk batang.
Daun majemuk menyirip (Pinnatus) adalah daun yang memiliki anak-anak daun yang tersusun di kiri dan kanan ibu tangkai daun (Petiolus communis). Biasannya daun majemuk menyirip memiliki ukuran anak daun yang kecil. Bila dilihat berdasarkan kedudukan anak daun pada tangkainya, daun majemuk menyirip dibedakan atas beberapa kategori yaitu daun majemuk menjari berdaun satu (Unifoliolatus), daun majemuk menyirip genap (Abrupte pinnatus), daun majemuk menyirip gasal (Imparipinnatus). Daun majemuk menjari (Palmatus dan digitatus), daun majemuk menjari dapat dibedakan berdasarkan jumalh anak-anak daunnya. Beranak daun dua (bifoliatus), Beranak daun tiga (trifoliatus), Beranak daun lima (quinquiliolatus), Beranak daun tujuh (septemfoliatus). (Rosanti, 2013, pp40-24)
Kelor  (Moringa olifera )  diyakini berasal  dari  India  dan Arab  kemudian menyebar  di  berbagai wilayah. Di  berbagai
komunitas di daerah tropis kelor dimanfaatkan untuk berbagai penggunaan seperti pengobatan tradisional, tanaman pagar disinfektan, pelumas  dan  kosmetik. Tanaman  kelor merupakan perdu dengan ketinggian sampai 10  m,  berbatang  lunak  dan  rapuh  dengan daun yang  sebesar ujung  jari berbentuk bulat  telur  dan  tersusun  majemuk.  Berbunga sepanjang tahun berwarna putih, buah bersisi segitiga dengan panjang sekitar 30 cm, tumbuh subur mulai dari dataran rendah keting merupakan jenis tumbuhan perdu yang berkhasiat untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Hepatitis B ialah peradangan pada jaringan hati, penyebabnya bisa karena virus, parasit, racun, maupun obat-obatan. Salah satu tanda serangan hepatitis ialah warna mata dan kulit, penderita tampak kuning (ikterik). Oleh karena itu, hepatitis sering disebut penyakit kuning. Minyak behen, minyak terbang, myrosine diduga dikandung di tumbuhan kelor yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Adanya kandungan zat berkhasiat dalam daun kelor sehingga dapat dimanfaatkan sebagai obat herbal untuk pengobatan penyakit Hepatitis B.
Pada 1 daun majemuk semua anak daun terjadi bersama-sama dan biasanya runtuh bersama-sama pula, sedang suatu cabang dengan daun-daun tunggal mempunya daun yang tak sama umur maupun besarnya, dan tidak runtuh bersama-sama. Daun majemuk mempunyai pertumbuhan yang terbatas seperti daun tunggal, artinya tidak bertambah panjang lagi dan ujungnya tidak menyerupai kuncup. Suatu cabang biasanya selalu bertambah panjang dan mempunyai kuncup di ujungnya. Pada daun majemuk tidak akan terdapat kuncup dalam ketiak anak daun, sedangkan pada suatu cabang biasanya dalam ketiak daunnya terdapat 1 atau lebih kuncup. (Gembong, 2013, p119).

Metode dan Cara kerja
Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari kamis tanggal 16 Maret 2017 pukul 15:50 hingga selesai. Bertempat di Laboratorium prodi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala.

Alat/bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada proses praktikum kali ini adalah tumbuhan.

Prosedur
Hal yang dilakukan adalah dengan mengambil objek-objek yang akan diamati terlebih dahulu seperti Jeruk perut (Citrus sp),  bunga merak (Caesalpinia pulcherima), kelor (Moringa olifera), si kejut (Mimosa pudica) dan belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi)  kemudian tulis nama ilmiah tanaman-tanaman ini serta berikan keterangan tiap-tiap tanaman ini dan juga sebutkan apakah tanaman itu memiliki ibu tangkai daun (Pteolus communis), tangkai anak daun (Pteololus), anak daun (Foliolum), rakhis dan yang mana rakhila. Setelah itu sebutkan juga susunan anak daun majemuk tiap-tiap tanaman apakah dia berbentuk majemuk menyirip gasal (Imparipinnatus), majemuk menyirip genap (Abrupte pinnatus), majemuk menyirip berseling, majemuk menyirip terputus/berganti (Interupte pinnatus), majemuk menyirip ganda: dua, tiga dst (Bipinnatus, Tripinnatus,dst), majemuk menjari berdaun satu (Unifoliolatus), majemuk menjari berdaun dua, tiga dst (Bifoliolatus, Tripinnatus, dst), majemuk menjari ganda dua (Bifoliolatus), majemuk menyirip gasal rangkap tiga tidak sempurna, majemuk campuran (Digitatio pinnatus), daun majemuk menyirip (Pinnatus), daun majemuk menjari (Palmatus) dan daun majemuk bangun kaki (Pedatus).
Teknik Pengambilan Data
Metode yang digunakan kali ini adalah pengamatan secara langsung dengan menggunakan mata telanjang atau tidak menggunakan mikroskop untuk melihat bagian-bagian tumbuhan tersebut golongan tumbuhan tersebut adalah seperti Jeruk perut (Citrus sp),  bunga merak (Caesalpinia pulcherima), kelor (Moringa olifera), si kejut (Mimosa pudica) dan belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi).

Hasil Dan Pembahasan
Ibu Tangkai Daun (patiolus communis), yaitu bagian daun majemuk yang menjadi tempat duduknya helaian-helaian anak daun (foliolum). Ibu tangkai daun dapat dipandang merupakan penjelmaan tangkai daun tunggal ditambah ibu tulangnya, sehingga kuncup ketiak terletak di atas pangkal ibu tangkai pada batang. Tangkai Anak Daun (petiololus), yaitu cabang-cabang ibu tangkai daun yang mendukung anak daun. Dapat dianggap sebagai penjelmaan pangkal suatu tulang cabang pada daun tunggal, sehingga di dalam ketiaknya tak pernah terdapat kuncup. Anak Daun (foliolum), merupakan bagian helaian daun yang karena dalam dan besarnya toreh menjadi terpisah-pisah. Anak Daun pada daun majemuk lazimnya mempunya tangkai pendek atau hampir duduk pada ibu tangkai, misalnya pada daun Selderi (Apium graveolens L.). Terkadang anak daun mempunyai tangkai yang cukup panjang dan terlihat jelas, misalnya pada daun Mangkokan (Nothoponax scutellarium Merr).
Kelor (Moringa olifera) atau sering di kenal dengan sebutan merunggai adalah salah satu jenis tanaman yang termasuk dalam suku Moringacea dengangenus moringa. Tanaman ini merupakan tanaman yang memiliki ketinggian hampir mencapai 7-11 meter bahkan lebih, dengan bentuk daun bulat telur yang tersusun majemuk dengan satu tangkai. Tanaman ini pada umumnya, banyak di gunakan sebagai tanaman obat terutama bagian daun yang memiliki kandungan tertentu yang di manfaatkan untuk bahan alternatif atau herbal menyembuhkan berbagai penyakit dalam tubuh. Berikut klasifikasi kelor:
Kingdom          : Plantae
Divisi               : Magnoliophyta
Kelas               : Magnoliopsida
Ordo                : Moringaceae atau Brassicales
Famii               : Moringaceae
Genus              : Moringa
Spesies             : Moringa oleifera. L
Pada praktikum yang kami dapatkan pada daun Kelor (Moringa olifera) adalah tergolong daun majemuk karena daun kelor berbentuk bulat, bertangkai panjang, tersusun selang seling, beranak daun gasal, helai daun berwarna hijau muda seperti yang tampak pada gambar dan biasanya digunakan sebagai bahan masakan dan obat. Daun kelor ini merupakan daun majemuk menyirip rangkap 3 tidak sempurna, dia memiliki ibu tangkai daun yaitu tempat melekatnya anak daun dan tangkainya, dia juga memiliki rakhis yaitu perpanjangan dari ibu tangkai daun dan juga dia memiliki rakhila yaitu perpanjangan dari rakhis, daun kelor langsung tersusun atau biasa disebut langsung duduk di tangkainya, daunnya memiliki kelipatan ganjil dan terdapat daun penutup di ujungnya. Berikut gambar daun kelor.

                                          Gambar 1. Tanaman Kelor (Moringa olifera)
Selanjutnya ada yang namanya Putri malu atau Mimosa pudica adalah perdu pendek anggota suku polong-polongan yang mudah dikenal karena daun-daunnya yang dapat secara cepat menutup atau dengansendirinya saat disentuh. Walaupun sejumlah anggota polong-polongan dapat melakukan hal yang sama, putri malu bereaksi lebih cepat dari pada jenis lainnya. Kelayuan  ini bersifat sementara karena setelah beberapa menit keadaannya akan pulih seperti semula. Tumbuhan ini memiliki banyak sekali nama lain sesuai sifatnya. Keunikan dari tanaman ini adalah bila daunnya disentuh, ditiup, atau dipanaskan akan segera menutup. Hal ini disebabkan oleh terjadinya perubahan tekanan turgor pada tulang daun. Rangsang tersebut juga bisa dirasakan daun lain yang tidak ikut tersentuh. Gerak ini disebut seismonasti, yang walaupun dipengaruhi rangsang sentuhan (tigmonasti), sebagai contoh, gerakan tigmonasti daun putri malu tidak peduli darimana arah datangnya sentuhan. Tanaman ini juga menguncup saat matahari terbenam dan merekah kembali setelah matahariterbit. Tanaman putri malu menutup daunnya untuk melindungi diri dari hewan pemakan tumbuhan (herbivora)yang ingin memakannya. Warna daun bagian bawah tanaman putri malu berwarna lebih pucat, dengan menunjukkan warna yang pucat, hewan yang tadinya ingin memakan tumbuhan ini akan berpikir bahwa tumbuhan tersebut telah layu dan menjadi tidak  berminat lagi untuk memakannya. Klasifikasi tanaman ini adalah:
Kingdom          : Plantae
Divisio                         : Magnoliophyta
Class                : Magnoliopsida
Ordo                : Fabales
Familia             : Mimosaceae
Genus              : Mimosa
Species                        :Mimosa pudica L.
            Putri malu adalah jenis daun majemuk campuran karena perpaduan dari majemuk menjari dan majemuk menyirip. Jika diteliti lebih detail, daun Puteri Malu bukan merupakan daun majemuk campuran sejati, tetapi adalah daun majemuk menyirip genap ganda 2 sempurna. Hanya saja letak kedua pasang cabang ibu tangkainya sangat dekat satu sama lain, hingga seakan-akan terdapat 4 cabang tangkai pada ujung ibu tangkai daunnya, putri malu memiliki ibu tangkai daun, tidak memiliki rakhis ataupun rakhila. Berikut gambar putri malu (Mimosa pudica).

Gambar 2. Tanaman putri malu (Mimosa pudica)

            Selanjutnya ada tanaman Jeruk perut (Citrus sp) merupakan jenis tumbuhan berkayu dengan tinggi pohon 5-7,5 m. Batang tegak, bulat, percabangan simpodial (yaitu tidak bisa dibedakan antara batang utama dengan cabang), berduri, hijau kotor, berseling, lonjong, tepi beringgit, ujung meruncing. Buahnya kecil, biasannya tidak pernah berdiameter lebih dari pada 2 cm, membulat dengan tonjolan-tonjolan dan permukaan kulit kasar, kulit buah tebal, perbanyakan dilakukan dengan biji atau dengan percangkokan. Klasifikasi tanaman jeruk perut.
Kingdom          : Plantae
Divisio                         : Magnoliophyta
Class                : Magnoliopsida
Ordo                : Sapindales
Familia             : Rutaceae
Genus              : Citrus
Species                        :Citrus sp
            Daun jeruk perut merupakan jenis daun majemuk meyirip beranak daun satu (Unifoliolatus). Helai daun tidak langsung pada ibu tangkai daun. Sebenarnya pada daun jeruk terdapat dua helai daun, tetapi satu anak daun yang letaknya di bawah mereduksi menyerupai tangkai daun yang bentuknya pipih. Tangkai daun pada tanaman jeruk perut ini menujukkan adanya persendian (Articulatio), yang berarti bahwa helaia daunnya tidak langsung terdapat pada ibu tangkai. Tumbuhan ini juga mempunyai banyak percabangan dan durinnya yang panjang dan tajam. Helaian daun bulat telur eliptis atau bulat telur memanjang, tepi daun beringgit dengan pangkal dan ujung daun tumpul. Jeruk perut memiliki ibu tangkai dan tidak memiliki rakhis dan rakhila. Berikut gambar dari jeruk perut (Citrus sp).

Gambar 3. Tanaman jeruk perut (Citrus sp).
            Selanjutnya juga di amati tanaman bunga merak (Caesalpinia pulcherrima) adalah tanaman asli dari asia dan afrika. Selain indah, tanaman ini juga mempunyai khasiat yang banyak, misalnya sebagai obat untuk mentruasi yang tidak lancar, mata merah, diare, sariawan, perut kembung dan kejang panas pada anak, merak termasuk kedalam tanaman berperawakan perdu, menahun dengan ketinggian mencapai sekitar 3 meter, dengan pola percabangan simpodial yaitu tidak dapat dibedakan antara batang utama dengan percabangannya. Berikut klasifikasi bunga merak.
Kingdom          : Plantae
Divisio                         : Magnoliophyta
Class                : Magnoliopsida
Ordo                : Fabales
Familia             : Fabaceae
Genus              : Caesalpinia
Species                        : Caesalpinia pulcherrima
            Bunga merak juga merupakan tanaman yang memiliki jenis daun majemuk menyirip genap ganda dua dengan sempurna (Abrupte pinnatus) yaitu daun majemuk yang anak daunnya terdapat di kanan dan kiri ibu tangkai daun, jadi tersusun seperti sirip pada ikan, jumlah anak daun genap dan tidak ada satu anak daun pun yang duduk pada ibu tangkai daun. Tanaman ini memiliki ranting yang bulat silindris. Tanaman ini memiliki ibu tangkai daun akan tetapi dia tidak meiliki rakhis dan akhila. Berikut gambar dari bunga merak (Caesalpinia pulcherrima).

Gambar 4. Tanaman bunga merak
(Caesalpinia pulcherrima)
Selanjutnya juga di amati tanaman belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) adalah sejenis pohon kecil yang di perkirakan berasal dari maluku, buahnya memiliki rasa asam dan sering digunakan sebagai penyegar sirup, penyedap masakan, membersihkan noda pada kain dan barang yang terbuat dari kuningan, membersihkan tangan yang kotor dan sebagai bahan obat tradisional. Tanaman ini dapat mencapai tinggi 5-10 m dengan batang yang tidak begitu besar dan diameternya hanya sekitar 30 cm. Batangnya bergelombang kasar, pendek dan cabangnya sedikit, daunya membentuk kelompok menyirip bergantian, panjangnya 30-60 cm dan berkelompok pada akhir cabang. Berikut klasifikasi dari belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi).
Kingdom          : Plantae
Divisio                         : Magnoliophyta
Class                : Magnoliopsida
Ordo                : Geraniales
Familia             : Oxalidaceae
Genus              : Averrhoa
Species                        : Averrhoa bilimbi L.

belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) pada setiap daun terdapat 11-45 pasang daun oval dan tersusun dalam bentuk ganda bentuknya kecil, daunnya termasuk daun majemuk menyirip berseling yaitu Jika anak daun pada ibu tangkai duduknya berseling, belimbing wuluh memiliki ibu tangkai daun tetapi dia tidak memiliki rakhis dan rakhila. Anak daunya bertangkai pendek, ujungnya runcing, pangkalnya membulat, tepinya rata (Interger). Ukuran daunnya adalah: 2-10 cm berwarna hijau muda. Ibu tangkai daun (potiolus communis), yaitu bagian daun majemuk yang menjadi tempat duduknya helaian-helaian daun, yang masing-masing dinamakan anak daun (folium). Ibu tangkai daun ini dapat dipandang merupakan penjelmaan tangkai daun tunggal ditambah dengan ibu tulangnya. Berikut gambar belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi).
                                                   


Gambar 5. Tanaman belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi).

Kesimpulan
Daun majemuk adalah Tangkainya bercabang-cabang, dan baru pada cabang tangkai ini terdapat helaian daunnya, sehingga di sini pada satu tangkai terdapat lebih dari satu helaian daun, Suatu daun majemuk dapat dipandang berasal dari daun tunggal yang bertoreh dalam, sehingga bagian daun di antara toreh-toreh tersebut terpisah satu sama lain dan masing-masing merupakan suatu helaian kecil tersendiri, Ciri-ciri daun majemuk biasanya anak daun tumbuh bersama-sama dan bila runtuh bersama-sama juga, anak daun biasanya seumur dan sama besarnya, pertumbuhannya terbatas, artinya tidak bertambah panjang lagi dan ujungnya tidak mempunyai kuncup, pada daun majemuk tidak terdapat kuncup dibagian ketiak anak daun. Ibu tangkai daun (potiolus communis), yaitu bagian daun majemuk yang menjadi tempat duduknya helaian-helaian daun, yang masing-masing dinamakan anak daun (folium). Ibu tangkai daun ini dapat dipandang merupakan penjelmaan tangkai daun tunggal ditambah dengan ibu tulangnya, oleh sebab itu kuncup ketiak pada tumbuhanyang mempunyai daun majemuk, letaknya juga diatas pangkal ibu tangkai pada batang. Tangkai anak daun (petiololus), yaitu cabang-cabang ibu tangkai yang mendukung anak daun. Anak daun (foliolum), bagian ini sesungguhnya adalah bagian-bagian helaian daun yang karena dalam dan besarnya toreh menjadi terpisah-pisah.

Saran
Dari hasil penelitian di atas di sarankan agar kedepanya dalam melakukan penelitian lebih pandai dan teliti lagi daun yang akan diamati agar mendapatkan hasil yang lebih maksimal dari sebelumnya dan juga mendapatkan hasil yang memuaskan hati kita dan menambah wawasan bagaimana itu memilih daun yang baik.


Daftar Pustaka

Rosanti, Dewi. (2013). Morfologi Tumbuhan. Jakarta: Penerbit Erlangga, pp40-42

Tjitrosoepomo Gembong. (2009). Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Tidak ada komentar:

Posting Komentar