Daun
Majemuk (Folium compositum)
Compound Leaves (Folium compositum)
Fitri Anisa Fadilla
Abstrak
Daun majemuk adalah Tangkainya bercabang-cabang,
dan baru pada cabang tangkai ini terdapat helaian daunnya, sehingga di sini
pada satu tangkai terdapat lebih dari satu helaian daun, Suatu daun majemuk
dapat dipandang berasal dari daun tunggal yang bertoreh dalam, sehingga bagian
daun di antara toreh-toreh tersebut terpisah satu sama lain dan masing-masing
merupakan suatu helaian kecil tersendiri. Praktikum daun majemuk di laksanakan
pada hari kamis tanggal 16 Maret 2017 Bertempat di
Laboratorium prodi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Syiah Kuala. Metode yang digunakan adalah pengamatan secara
langsung dengan menggunakan mata atau tidak menggunakan alat bantu mikroskop
dimana Jeruk perut (Citrus sp), bunga merak (Caesalpinia pulcherima), kelor (Moringa
olifera), si kejut (Mimosa pudica)
dan belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi)
sebagai objek yang akan di amati pada praktikum kali ini. Hasil praktikum kali
ini adalah para mahasiswa dapat menjelaskan bagian-bagian daun majemuk ibu
tangkai daun (Pteolus communis),
tangkai anak daun (Pteololus), anak
daun (Foliolum), rakhis dan yang mana
rakhila.
Kata
kunci: Daun majemuk, morfologi tumbuhan, ibu tangkai daun,
Abstract
Compound leaves are Stems branching, and new branches of the stalk there are strands of leaves, so here on one stalk, there are more than one leaf blade, a compound leaf can be seen coming from a single leaf that bertoreh in, so that the leaves of the nock the toreh separated from each other and each is a small strand of its own. Practicum compound leaves performed on Thursday, March 9, 2017 Located at the Laboratory of Biology Education department of the Faculty of Education University of Syiah Kuala. The method used is direct observation by using eye or do not use tools microscope where Orange stomach (Citrus sp), peacock flower (Caesalpinia pulcherima), moringa (Moringa olifera), the shock (Mimosa pudica) and starfruit (Averrhoa bilimbi) as an object to be observed at this time practicum. Results practicum students are able to explain the parts of a compound leaf petiole mother (Pteolus communis), the leaf stalk children (Pteololus), leaflets (Foliolum), rakhis and which rakhila.
Keywords: Leaves compound, plant morphology, mother petiole.
Pendahuluan
Daun majemuk adalah daun dimana helaiannya
disusun oleh sejumlah bagian-bagian terpisah yang berbentuk seperti daun dan
disebut anak daun (leaflet) atau daun majemuk adalah Tangkainya
bercabang-cabang, dan baru pada cabang tangkai ini terdapat helaian daunnya,
sehingga di sini pada satu tangkai terdapat lebih dari satu helaian daun, Suatu daun majemuk
dapat dipandang berasal dari daun tunggal yang bertoreh dalam, sehingga bagian
daun di antara toreh-toreh tersebut terpisah satu sama lain dan masing-masing
merupakan suatu helaian kecil tersendiri Pada bagian basal helaian anak daun atau
bagian basal petolulus biasanya ditemukan adanya pulvinulus (persendian daun). Adanya
pulvinulus pada anak daun ini menyebabkan anak daun dapat gugur sendiri-sendiri
(tidak bersamaan). Oleh karena setiap anak daun dari daun majemuk memiliki
karakteristik yang sama dengan daun tunggal, kadang-kadang sulit dibedakan
antara daun tunggal dengan anak daari daun majemuk, khususnya bila anak daun
tersebut berukuran besar. Ciri-ciri daun majemuk biasanya anak daun tumbuh
bersama-sama dan bila runtuh bersama-sama juga, anak daun biasanya seumur dan
sama besarnya, pertumbuhannya terbatas, artinya tidak bertambah panjang lagi
dan ujungnya tidak mempunyai kuncup, pada daun majemuk tidak terdapat kuncup
dibagian ketiak anak daun.
Ibu tangkai daun (potiolus communis), yaitu bagian daun majemuk yang menjadi tempat
duduknya helaian-helaian daun, yang masing-masing dinamakan anak daun (folium). Ibu tangkai daun ini dapat
dipandang merupakan penjelmaan tangkai daun tunggal ditambah dengan ibu
tulangnya, oleh sebab itu kuncup ketiak pada tumbuhanyang mempunyai daun
majemuk, letaknya juga diatas pangkal ibu tangkai pada batang. Tangkai anak
daun (petiololus), yaitu
cabang-cabang ibu tangkai yang mendukung anak daun. Bagian ini dapat dianggap
sebagai penjelmaan suatu tulang cabang pada daun tunggal, oleh sebab itu
didalam ketiaknya tak pernah terdapat suatu kuncup. Anak daun (foliolum), bagian ini sesungguhnya
adalah bagian-bagian helaian daun yang karena dalam dan besarnya toreh menjadi
terpisah-pisah. Karena suatu daun majemuk dapat dipandang berasal dari suatu
daun tunggal, pada daun majemuk dapat pula kita temukan bagian lain seperti
pada daun tunggal, misalnya: Upih daun (vagina),
yaitu bagian dibawah ibu tangkai yang lebar dan biasanya memeluk batang.
Daun majemuk menyirip (Pinnatus) adalah daun yang memiliki anak-anak daun yang tersusun di
kiri dan kanan ibu tangkai daun (Petiolus
communis). Biasannya daun majemuk menyirip memiliki ukuran anak daun yang
kecil. Bila dilihat berdasarkan kedudukan anak daun pada tangkainya, daun
majemuk menyirip dibedakan atas beberapa kategori yaitu daun majemuk
menjari berdaun satu (Unifoliolatus),
daun majemuk menyirip genap (Abrupte
pinnatus), daun majemuk menyirip gasal (Imparipinnatus).
Daun majemuk menjari (Palmatus dan digitatus), daun majemuk menjari dapat
dibedakan berdasarkan jumalh anak-anak daunnya. Beranak daun dua (bifoliatus),
Beranak daun tiga (trifoliatus), Beranak daun lima (quinquiliolatus),
Beranak daun tujuh (septemfoliatus).
(Rosanti,
2013, pp40-24)
Kelor (Moringa olifera ) diyakini berasal dari
India dan Arab kemudian menyebar di
berbagai wilayah. Di berbagai
komunitas di daerah tropis kelor dimanfaatkan untuk
berbagai penggunaan seperti pengobatan tradisional, tanaman pagar disinfektan,
pelumas dan kosmetik. Tanaman kelor merupakan perdu dengan ketinggian
sampai 10 m, berbatang
lunak dan rapuh
dengan daun yang sebesar
ujung jari berbentuk bulat telur
dan tersusun majemuk.
Berbunga sepanjang tahun berwarna putih, buah bersisi segitiga dengan
panjang sekitar 30 cm, tumbuh subur mulai dari dataran rendah keting merupakan jenis tumbuhan perdu yang berkhasiat
untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Hepatitis B ialah peradangan pada
jaringan hati, penyebabnya bisa karena virus, parasit, racun, maupun
obat-obatan. Salah satu tanda serangan hepatitis ialah warna mata dan kulit, penderita
tampak kuning (ikterik). Oleh karena itu, hepatitis sering disebut penyakit
kuning. Minyak behen, minyak terbang, myrosine diduga dikandung di tumbuhan
kelor yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Adanya kandungan zat
berkhasiat dalam daun kelor sehingga dapat dimanfaatkan sebagai obat herbal
untuk pengobatan penyakit Hepatitis B.
Pada 1 daun majemuk semua anak daun terjadi
bersama-sama dan biasanya runtuh bersama-sama pula, sedang suatu cabang dengan
daun-daun tunggal mempunya daun yang tak sama umur maupun besarnya, dan tidak
runtuh bersama-sama. Daun majemuk mempunyai pertumbuhan yang terbatas seperti
daun tunggal, artinya tidak bertambah panjang lagi dan ujungnya tidak
menyerupai kuncup. Suatu cabang biasanya selalu bertambah panjang dan mempunyai
kuncup di ujungnya. Pada daun majemuk tidak akan terdapat kuncup dalam ketiak
anak daun, sedangkan pada suatu cabang biasanya dalam ketiak daunnya terdapat 1
atau lebih kuncup. (Gembong,
2013, p119).
Metode dan Cara kerja
Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari kamis
tanggal 16 Maret 2017 pukul 15:50 hingga selesai. Bertempat di Laboratorium
prodi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Syiah Kuala.
Alat/bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada proses praktikum
kali ini adalah tumbuhan.
Prosedur
Hal
yang dilakukan adalah dengan mengambil objek-objek yang akan diamati terlebih
dahulu seperti Jeruk perut (Citrus sp), bunga merak (Caesalpinia pulcherima), kelor (Moringa
olifera), si kejut (Mimosa pudica)
dan belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) kemudian tulis nama ilmiah tanaman-tanaman
ini serta berikan keterangan tiap-tiap tanaman ini dan juga sebutkan apakah
tanaman itu memiliki ibu tangkai daun (Pteolus
communis), tangkai anak daun (Pteololus),
anak daun (Foliolum), rakhis dan yang
mana rakhila. Setelah itu sebutkan juga susunan anak daun majemuk tiap-tiap
tanaman apakah dia berbentuk majemuk menyirip gasal (Imparipinnatus), majemuk menyirip genap (Abrupte pinnatus), majemuk menyirip berseling, majemuk menyirip
terputus/berganti (Interupte pinnatus),
majemuk menyirip ganda: dua, tiga dst (Bipinnatus,
Tripinnatus,dst), majemuk menjari berdaun satu (Unifoliolatus), majemuk menjari berdaun dua, tiga dst (Bifoliolatus, Tripinnatus, dst), majemuk
menjari ganda dua (Bifoliolatus),
majemuk menyirip gasal rangkap tiga tidak sempurna, majemuk campuran (Digitatio pinnatus), daun majemuk
menyirip (Pinnatus), daun majemuk
menjari (Palmatus) dan daun majemuk
bangun kaki (Pedatus).
Teknik Pengambilan Data
Metode
yang digunakan kali ini adalah pengamatan secara langsung dengan menggunakan
mata telanjang atau tidak menggunakan mikroskop untuk melihat bagian-bagian
tumbuhan tersebut golongan tumbuhan tersebut adalah seperti Jeruk perut (Citrus sp), bunga merak (Caesalpinia pulcherima), kelor (Moringa
olifera), si kejut (Mimosa pudica)
dan belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi).
Hasil Dan Pembahasan
Ibu Tangkai Daun (patiolus
communis), yaitu bagian daun majemuk yang menjadi tempat duduknya
helaian-helaian anak daun (foliolum).
Ibu tangkai daun dapat dipandang merupakan penjelmaan tangkai daun tunggal
ditambah ibu tulangnya, sehingga kuncup ketiak terletak di atas pangkal ibu
tangkai pada batang. Tangkai Anak Daun (petiololus),
yaitu cabang-cabang ibu tangkai daun yang mendukung anak daun. Dapat dianggap
sebagai penjelmaan pangkal suatu tulang cabang pada daun tunggal, sehingga di
dalam ketiaknya tak pernah terdapat kuncup. Anak Daun (foliolum), merupakan bagian helaian daun yang karena dalam dan
besarnya toreh menjadi terpisah-pisah. Anak Daun pada daun majemuk lazimnya
mempunya tangkai pendek atau hampir duduk pada ibu tangkai, misalnya pada daun
Selderi (Apium graveolens L.).
Terkadang anak daun mempunyai tangkai yang cukup panjang dan terlihat jelas,
misalnya pada daun Mangkokan (Nothoponax
scutellarium Merr).
Kelor (Moringa
olifera) atau sering di kenal dengan sebutan merunggai adalah salah satu
jenis tanaman yang termasuk dalam suku Moringacea
dengangenus moringa. Tanaman ini merupakan tanaman yang memiliki ketinggian
hampir mencapai 7-11 meter bahkan lebih, dengan bentuk daun bulat telur yang
tersusun majemuk dengan satu tangkai. Tanaman ini pada umumnya, banyak di
gunakan sebagai tanaman obat terutama bagian daun yang memiliki kandungan
tertentu yang di manfaatkan untuk bahan alternatif atau herbal menyembuhkan
berbagai penyakit dalam tubuh. Berikut klasifikasi kelor:
Kingdom :
Plantae
Divisi :
Magnoliophyta
Kelas :
Magnoliopsida
Ordo :
Moringaceae atau Brassicales
Famii :
Moringaceae
Genus :
Moringa
Spesies :
Moringa oleifera. L
Pada praktikum yang kami dapatkan pada daun Kelor (Moringa olifera) adalah tergolong daun
majemuk karena daun kelor berbentuk bulat, bertangkai panjang, tersusun selang
seling, beranak daun gasal, helai daun berwarna hijau muda seperti yang tampak
pada gambar dan biasanya digunakan sebagai bahan masakan dan obat. Daun kelor
ini merupakan daun majemuk menyirip rangkap 3 tidak sempurna, dia memiliki ibu
tangkai daun yaitu tempat melekatnya anak daun dan tangkainya, dia juga
memiliki rakhis yaitu perpanjangan dari ibu tangkai daun dan juga dia memiliki
rakhila yaitu perpanjangan dari rakhis, daun kelor langsung tersusun atau biasa
disebut langsung duduk di tangkainya, daunnya memiliki kelipatan ganjil dan
terdapat daun penutup di ujungnya. Berikut gambar daun kelor.
Gambar 1. Tanaman Kelor (Moringa olifera)
Selanjutnya ada yang namanya Putri malu atau Mimosa pudica adalah perdu pendek
anggota suku polong-polongan yang mudah dikenal karena daun-daunnya yang dapat
secara cepat menutup atau dengansendirinya
saat disentuh. Walaupun sejumlah anggota polong-polongan dapat melakukan hal
yang sama, putri malu bereaksi lebih cepat dari pada jenis lainnya. Kelayuan
ini bersifat sementara karena setelah beberapa menit keadaannya
akan pulih seperti semula. Tumbuhan ini
memiliki banyak sekali nama lain sesuai sifatnya. Keunikan dari tanaman
ini adalah bila daunnya disentuh, ditiup, atau dipanaskan akan segera menutup. Hal ini disebabkan oleh terjadinya
perubahan tekanan turgor pada tulang daun. Rangsang tersebut juga bisa
dirasakan daun lain yang tidak ikut tersentuh. Gerak ini disebut seismonasti, yang walaupun dipengaruhi rangsang
sentuhan (tigmonasti), sebagai contoh, gerakan tigmonasti daun putri malu tidak
peduli darimana arah datangnya sentuhan. Tanaman ini juga menguncup saat
matahari terbenam dan merekah kembali setelah matahariterbit. Tanaman putri
malu menutup daunnya untuk melindungi diri dari hewan pemakan tumbuhan (herbivora)yang ingin memakannya. Warna daun
bagian bawah tanaman putri malu berwarna
lebih pucat, dengan menunjukkan warna yang pucat, hewan yang tadinya ingin memakan
tumbuhan ini akan berpikir bahwa tumbuhan tersebut telah layu dan menjadi
tidak berminat lagi untuk memakannya. Klasifikasi tanaman ini
adalah:
Kingdom
: Plantae
Divisio
: Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Familia : Mimosaceae
Genus : Mimosa
Species :Mimosa pudica L.
Putri malu adalah jenis daun majemuk
campuran karena perpaduan dari majemuk menjari dan majemuk menyirip. Jika diteliti
lebih detail, daun Puteri Malu bukan merupakan daun majemuk campuran sejati,
tetapi adalah daun majemuk menyirip genap ganda 2 sempurna. Hanya saja letak
kedua pasang cabang ibu tangkainya sangat dekat satu sama lain, hingga
seakan-akan terdapat 4 cabang tangkai pada ujung ibu tangkai daunnya, putri
malu memiliki ibu tangkai daun, tidak memiliki rakhis ataupun rakhila. Berikut
gambar putri malu (Mimosa pudica).
Gambar 2. Tanaman putri malu (Mimosa pudica)
Selanjutnya
ada tanaman Jeruk perut (Citrus sp) merupakan
jenis tumbuhan berkayu dengan tinggi pohon 5-7,5 m. Batang tegak, bulat,
percabangan simpodial (yaitu tidak bisa dibedakan antara batang utama dengan
cabang), berduri, hijau kotor, berseling, lonjong, tepi beringgit, ujung
meruncing. Buahnya kecil, biasannya tidak pernah berdiameter lebih dari pada 2
cm, membulat dengan tonjolan-tonjolan dan permukaan kulit kasar, kulit buah
tebal, perbanyakan dilakukan dengan biji atau dengan percangkokan. Klasifikasi
tanaman jeruk perut.
Kingdom
: Plantae
Divisio
: Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Sapindales
Familia : Rutaceae
Genus : Citrus
Species :Citrus sp
Daun
jeruk perut merupakan jenis daun majemuk meyirip beranak daun satu
(Unifoliolatus). Helai daun tidak langsung pada ibu tangkai daun. Sebenarnya
pada daun jeruk terdapat dua helai daun, tetapi satu anak daun yang letaknya di
bawah mereduksi menyerupai tangkai daun yang bentuknya pipih. Tangkai daun pada
tanaman jeruk perut ini menujukkan adanya persendian (Articulatio), yang
berarti bahwa helaia daunnya tidak langsung terdapat pada ibu tangkai. Tumbuhan
ini juga mempunyai banyak percabangan dan durinnya yang panjang dan tajam.
Helaian daun bulat telur eliptis atau bulat telur memanjang, tepi daun
beringgit dengan pangkal dan ujung daun tumpul. Jeruk perut memiliki ibu
tangkai dan tidak memiliki rakhis dan rakhila. Berikut gambar dari jeruk perut
(Citrus sp).
Gambar
3. Tanaman jeruk perut (Citrus sp).
Selanjutnya
juga di amati tanaman bunga merak (Caesalpinia
pulcherrima) adalah tanaman asli dari asia dan afrika. Selain indah,
tanaman ini juga mempunyai khasiat yang banyak, misalnya sebagai obat untuk
mentruasi yang tidak lancar, mata merah, diare, sariawan, perut kembung dan
kejang panas pada anak, merak termasuk kedalam tanaman berperawakan perdu,
menahun dengan ketinggian mencapai sekitar 3 meter, dengan pola percabangan
simpodial yaitu tidak dapat dibedakan antara batang utama dengan
percabangannya. Berikut klasifikasi bunga merak.
Kingdom
: Plantae
Divisio
: Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Familia : Fabaceae
Genus : Caesalpinia
Species : Caesalpinia pulcherrima
Bunga
merak juga merupakan tanaman yang memiliki jenis daun majemuk menyirip genap
ganda dua dengan sempurna (Abrupte pinnatus) yaitu daun majemuk yang anak
daunnya terdapat di kanan dan kiri ibu tangkai daun, jadi tersusun seperti
sirip pada ikan, jumlah anak daun genap dan tidak ada satu anak daun pun yang
duduk pada ibu tangkai daun. Tanaman ini memiliki ranting yang bulat silindris.
Tanaman ini memiliki ibu tangkai daun akan tetapi dia tidak meiliki rakhis dan
akhila. Berikut gambar dari bunga merak (Caesalpinia
pulcherrima).
Gambar 4. Tanaman bunga merak
(Caesalpinia
pulcherrima)
Selanjutnya juga di amati tanaman belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) adalah sejenis pohon
kecil yang di perkirakan berasal dari maluku, buahnya memiliki rasa asam dan
sering digunakan sebagai penyegar sirup, penyedap masakan, membersihkan noda
pada kain dan barang yang terbuat dari kuningan, membersihkan tangan yang kotor
dan sebagai bahan obat tradisional. Tanaman ini dapat mencapai tinggi 5-10 m
dengan batang yang tidak begitu besar dan diameternya hanya sekitar 30 cm.
Batangnya bergelombang kasar, pendek dan cabangnya sedikit, daunya membentuk
kelompok menyirip bergantian, panjangnya 30-60 cm dan berkelompok pada akhir
cabang. Berikut klasifikasi dari belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi).
Kingdom
: Plantae
Divisio
: Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Geraniales
Familia : Oxalidaceae
Genus : Averrhoa
Species : Averrhoa bilimbi L.
belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) pada setiap daun
terdapat 11-45 pasang daun oval dan tersusun dalam bentuk ganda bentuknya
kecil, daunnya termasuk daun majemuk menyirip berseling yaitu Jika anak daun
pada ibu tangkai duduknya berseling, belimbing wuluh memiliki ibu tangkai daun
tetapi dia tidak memiliki rakhis dan rakhila. Anak daunya bertangkai pendek,
ujungnya runcing, pangkalnya membulat, tepinya rata (Interger). Ukuran daunnya
adalah: 2-10 cm berwarna hijau muda. Ibu tangkai daun (potiolus communis), yaitu bagian daun
majemuk yang menjadi tempat duduknya helaian-helaian daun, yang masing-masing
dinamakan anak daun (folium). Ibu
tangkai daun ini dapat dipandang merupakan penjelmaan tangkai daun tunggal ditambah
dengan ibu tulangnya. Berikut gambar belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi).
Gambar 5. Tanaman
belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi).
Kesimpulan
Daun
majemuk adalah Tangkainya bercabang-cabang, dan baru pada cabang tangkai ini
terdapat helaian daunnya, sehingga di sini pada satu tangkai terdapat lebih
dari satu helaian daun, Suatu daun majemuk dapat dipandang berasal dari daun
tunggal yang bertoreh dalam, sehingga bagian daun di antara toreh-toreh
tersebut terpisah satu sama lain dan masing-masing merupakan suatu helaian
kecil tersendiri, Ciri-ciri daun majemuk biasanya anak daun tumbuh bersama-sama
dan bila runtuh bersama-sama juga, anak daun biasanya seumur dan sama besarnya,
pertumbuhannya terbatas, artinya tidak bertambah panjang lagi dan ujungnya
tidak mempunyai kuncup, pada daun majemuk tidak terdapat kuncup dibagian ketiak
anak daun. Ibu tangkai daun (potiolus
communis), yaitu bagian daun majemuk yang menjadi tempat duduknya
helaian-helaian daun, yang masing-masing dinamakan anak daun (folium). Ibu tangkai daun ini dapat
dipandang merupakan penjelmaan tangkai daun tunggal ditambah dengan ibu
tulangnya, oleh sebab itu kuncup ketiak pada tumbuhanyang mempunyai daun
majemuk, letaknya juga diatas pangkal ibu tangkai pada batang. Tangkai anak
daun (petiololus), yaitu
cabang-cabang ibu tangkai yang mendukung anak daun. Anak daun (foliolum), bagian ini sesungguhnya
adalah bagian-bagian helaian daun yang karena dalam dan besarnya toreh menjadi
terpisah-pisah.
Saran
Dari hasil penelitian di atas di
sarankan agar kedepanya dalam melakukan penelitian lebih pandai dan teliti lagi
daun yang akan diamati agar mendapatkan hasil yang lebih maksimal dari sebelumnya
dan juga mendapatkan hasil yang memuaskan hati kita dan menambah wawasan
bagaimana itu memilih daun yang baik.
Daftar
Pustaka
Rosanti,
Dewi. (2013). Morfologi Tumbuhan.
Jakarta: Penerbit Erlangga, pp40-42
Tjitrosoepomo Gembong. (2009). Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar