Selasa, 11 April 2017



Duduk Daun (Phyllotaxsis)
The Arragement of leaves (Phyllotaxsis)
 
Fitri Anisa Fadilla



Abstrak
Tata letak daun dapat digunakan sebagai tanda pengenal suatu tumbuhan karena tumbuhan yang memiliki jenis yang sama pasti mempunyai tata letak daun yang sama pula. Daun dan batang mempunyai keterkaitan yang erat, baik dari segi fungsi maupun strukturnya daun melekat pada batang sebagai suatu kesatuan morfologis yang tidak dapat di pisahkan, duduk daun pada batang disebut Phyllotaxis atau disposition foliorum. Praktikum daun majemuk di laksanakan pada hari kamis tanggal 23 Maret 2017 Bertempat di Laboratorium prodi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala. Metode yang digunakan adalah pengamatan secara langsung dengan menggunakan mata atau tidak menggunakan alat bantu mikroskop dimana Pandan (Pandanus sp), Pacing (Costus speciocus J. Sm.), Pulai (Alstonia scholaris), Alamanda (Allamanda Cathartica L), Srikaya (Annona squamosa L.), Mengkudu (Morinda citrifolia L), Asoka (Ixora puludosa) sebagai objek yang akan di amati pada praktikum kali ini.
Kata kunci: Tata letak daun, nodus, internodus.



Abstract

               The layout leaves can be used as identification of a plant for plants that have the same type must have the same layout leaves anyway. The leaves and stems have a strong bond, in terms of both function and structure of leaves attached to the stem as a morphological unity that can not be separated, sits leaves on the stem are called Phyllotaxis or disposition foliorum. Compound leaves practicum performed on Thursday, March 23, 2017 Located at the Laboratory of Biology Education department of the Faculty of Education University of Syiah Kuala. The method used is the direct observation by using eye or do not use tools microscope where Pandan (Pandanus sp), Pacing (Costus speciocus J. Sm.), Pulai (Alstonia scholaris), Alamanda (Allamanda cathartica L), sugar apple (Annona squamosa L.), Noni (Morinda citrifolia L), Asoka (Ixora puludosa) as an object to be observed at this time practicum.
Keywords: The layout leaves, nodes, internodus.



Pendahuluan
Tata letak daun dapat digunakan sebagai tanda pengenal suatu tumbuhan karena tumbuhan yang memiliki jenis yang sama pasti mempunyai tata letak daun yang sama pula. Daun dan batang mempunyai keterkaitan yang erat, baik dari segi fungsi maupun strukturnya daun melekat pada batang sebagai suatu kesatuan morfologis yang tidak dapat di pisahkan, duduk daun pada batang disebut Phyllotaxis atau disposition foliorum. Pada batang terdapat buku-buku batang (nodus), dan bagian ini sering kali nampak sebagai bagian batang yang sedikit membesar dan melingkari batang sebagai suatu cincin, yang dapat di lihat dengan jelas pada tumbuhan monokotil, biasanya satu tangkai daun duduk pada satu buku daun. Namun pada beberapa tumbuhan, daun-daun duduk berjejal-jejal pada suatu bagian batang, yaitu pada pangkal batang atau pada ujungnya. Tata letak duduk daun pada batang memiliki tiga pola. Pola pertama yaitu pada satu buku batang hanya duduk satu tangkai daun (Folia Sparsa) . Pola kedua yaitu pada satu buku batang duduk dua tangkai daun (Folia Opposita). Pola ketiga yaitu pada satu buku batang duduk tiga atau lebih tangai daun (Folia Verticillata). (Rosanti, 2013, pp48-29)
Buku-buku batang (Nodus) merupakan bagian batang atau cabang batang tempat duduknya daun. Buku-buku pada batang biasannya tampak membesar dan melingkar batang seperti cincin. Ruas (Internodium atau internodus) merupakan bagian batang antara 2 buku-buku. Walaupun kadang buku-buku tak tampak jelas pada batang, namun tempat duduknya daun tetap disebut buku-buku dan jarak antara 2 buku-buku ini dinamakan ruas pula. Deret fibonacci adalah deretan rumus daun yang memperlihatkan sifat dan karakteristik dan dinamai sesuai dengan penemu deret tersebut. Sudut divergensi adalah pecahan A/B yang dapat menujukkan jarak sudut antara 2 daun berturut-turut, jika diproyeksikan pada bidang datar, jarak sudut antara 2 daun berturut-turut pun tetap dan besarnya adalah A/B x besarnya lingkaran = A/B x 3600.
Untuk membuat diagramnya batang tumbuhan harus dipandang sebagai kerucut yang memanjang, dengan buku-buku batangnya sebagai lingkaran-lingkaran yang sempurna. Jika diproyeksikan pada suatu bidang datar, maka buku-buku batang akan menjadi lingkaran-lingkaran yang konsetris dan puncak batang akan merupakan titik pusat semua lingkaran tadi, ortostiknya akan merupakan jari-jari lingkaran itu. Genetiknya dalam diagram daun akan merupakan suatu garis spiral yang putaranya semakin ke atas diagram semakin sempit. Untuk mencapai dua daun yang tegak lurus satu sama lain telah dilewati sejumlah b daun, berarti pada batang terdapat pula sejumlah b garis-garis tegak lurus (garis vertikal) yang dinamakan Ortostik. Pada tumbuhan dengan tata letak daun tersebar, kadang terlihat daun-daun yang duduknya rapat berjejal-jejal, yaitu jika ruas-ruas batang sangat pendek sehingga duduk daun pada batang tampak hampir sama tinggi dan sulit untuk menentukan urut-urutan tua mudanya. Daun dengan susunan yang demikian disebut roset (rosula). (Tjitrosoepomo, 2009, pp72-73)
Pada tiap buku-buku hanya terdapat 1 daun saja, maka tata letak daun yang demikian disebut tersebar (folia sparsa). Walaupun disebut tersebar namun jika diteliti ternyata ada hal-hal yang sifatnya teratur. Jika suatu tumbuhan batangnya dianggap mempunyai bentuk silinder, buku-buku batang sebagai lingkaran-lingkaran dengan jarak teratur pada silinder tadi, dan tempat duduknya daun merupakan suatu titik pada lingkaran tersebut, maka akan ditemukan hal-hal berikut. Jika diambil salah satu titik (tempat duduk daun) sebagai titik tolak, dan bergerak mengikuti garis yang menuju titik duduk daun pada buku-buku batang di atasnya dengan mengambil jarak terpendek, demikian seterusnya, pada suatu saat akan sampai pada suatu daun yang letaknya tepat pada garis vertikal di atas daun pertama yang digunakan sebagai titik tolak. Jika berputar mengikuti garis spiral yang melingkari batang tadi, pada perjalanan melingkar sampai tercapainya daun yang tegak lurus di atas titik tolak, akan melewati beberapa daun. Kejadian ini akan selalu berulang kembali walaupun dengan daun yang lain sebagai titik tolak. Jadi mengenai tata letak daun jelas ada ciri-ciri khas yang bersifat beraturan. Dua daun pada setiap buku-buku letaknya berhadapan (terpisah oleh jarak 1800). Pada buku-buku batang berikutnya biasanya kedua daunnya membentuk suatu silang dengan 2 daun di bawahnya disebut berhadapan-bersilang (folia opposita atau folia decussata). Lebih Dari Dua Daun Pada Tiap Buku-buku Tata letak yang demikian disebut berkarang (folia verticillata), Pada tumbuhan dengan tata letak daun berhadapan dan berkarang tak dapat ditentukan rumus daunnya, tetapi juga pada duduk daun dapat diperhatikan adanya ortostik-ortostik yang menghubungkan daun-daun yang tegak lurus satu sama lain.
Roset Akar adalah jika batang sangat pendek sehingga semua daun berjejal-jejal di atas tanah, jadi roset sangat dekat dengan akar, Roset Batang adalah jika daun yang rapat dan berjejal-jejal terdapat pada ujung batang, Pada cabang yang mendarat atau serong ke atas, daun dengan tata letak tersebar teratur sedemikian rupa sehingga helaian daun pada cabang tersebut teratur pada suatu bidang datar membentuk pola mozaik (pola karpet) yang disebut mosaik daun. Bagi cabang-cabang yang mendatar mosaik daun terjadi karena semua daun terlentang ke kiri dan ke kanan menggunakan bidang datar tersebut seefektif mungkin. Pada suatu tumbuhan garis-garis ortostik yang biasanya tampak lurus ke atas, dapat mengalami perubahan-perubahan arahnya karena pengaruh macam-macam faktor. Perubahan sangat karakteristik ialah ortostik menjadi garis spiral yang tampak melingkar batang pula. Dalam keadaan yang demikian, spiral genetik sukar ditentukan dan tampaknya letak daun pada batang mengikuti ortostik yang telah berubah menjadi garis spiral tadi yang diberi nama lain spirostik. Bagian tumbuhan yang letak daunnya cukup rapat, daunnya seakan-akan mengikuti garis spiral ke kiri atau ke kanan. Garis spiral dengan arah putaran ke kiri dan ke kanan menghubungkan daun-daun yang menurut ke  arah samping (mendatar, horizontal) mempunyai jarak terdekat. Setiap daun mempunyai tetangga yang terdekat, satu ke kiri dan satunya ke kanan. Dari sudut situ pula tampak ada spiral ke kiri dan ke kanan. Gari-garis itu disebut parastik.

Metode dan Cara kerja
Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari kamis tanggal 23 Maret 2017 pukul 15:50 hingga selesai. Bertempat di Laboratorium prodi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala.

Alat/bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada proses praktikum kali ini adalah tumbuhan
Prosedur
Hal yang dilakukan adalah dengan mengambil objek-objek yang akan diamati terlebih dahulu seperti Pandan (Pandanus sp), Pacing (Costus speciocus J. Sm.), Pulai (Alstonia scholaris), Alamanda (Allamanda Cathartica L), Srikaya (Annona squamosa L.), Mengkudu (Morinda citrifolia L), Asoka (Ixora puludosa) kemudian tentukan duduk daun tiap-tiap tumbuhan tersebut apakah dia berbentuk tersebar (Folia sparsa), berkarang (Folia verticillata), berhadapan (Folia opposita), bersilang berhadapan (Folia decussata), berseling (Folia disticha), atau berbentuk roset batang/roset akar (Rosula).
Teknik Pengambilan Data
Metode yang digunakan kali ini adalah pengamatan secara langsung dengan menggunakan mata telanjang atau tidak menggunakan mikroskop untuk melihat bagian-bagian tumbuhan tersebut golongan tumbuhan tersebut adalah seperti Pandan (Pandanus sp), Pacing (Costus speciocus J. Sm.), Pulai (Alstonia scholaris), Alamanda (Allamanda Cathartica L), Srikaya (Annona squamosa L.), Mengkudu (Morinda citrifolia L), Asoka (Ixora puludosa). 

Hasil Dan Pembahasan
Buku-buku batang (Nodus) merupakan bagian batang atau cabang batang tempat duduknya daun. Buku-buku pada batang biasannya tampak membesar dan melingkar batang seperti cincin. Ruas (Internodium atau internodus) merupakan bagian batang antara 2 buku-buku. Walaupun kadang buku-buku tak tampak jelas pada batang, namun tempat duduknya daun tetap disebut buku-buku dan jarak antara 2 buku-buku ini dinamakan ruas pula. Roset Akar adalah jika batang sangat pendek sehingga semua daun berjejal-jejal di atas tanah, jadi roset sangat dekat dengan akar, Roset Batang adalah jika daun yang rapat dan berjejal-jejal terdapat pada ujung batang, Pada cabang yang mendarat atau serong ke atas. Pada tiap buku-buku hanya terdapat 1 daun saja, maka tata letak daun yang demikian disebut tersebar (folia sparsa), Pada buku-buku batang berikutnya biasanya kedua daunnya membentuk suatu silang dengan 2 daun di bawahnya disebut berhadapan-bersilang (folia opposita atau folia decussata). Lebih Dari Dua Daun Pada Tiap Buku-buku Tata letak yang demikian disebut berkarang (folia verticillata)
Pandan (Pandanus sp) merupakan segolongan tumbuhan monokotil dari genus pandanus. Sebagian besar anggotanya merupakan tumbuhan di pantai-pantai daerah tropika, anggota tumbuhan ini dicirikan dengan daun yang memanjang (seperti daun palem atau rumput), sering kali tepinya bergerigi. Bagian daunya tidak lengkap, bentuk daun adalah garis serta pertulangan daun yang sejajar, bagian pangkal daun runcing dan ujungnya membulat, sedangkan urat daun menyirip, tekstur daun licin, dan sewaktu rontok meninggalkan bekas berbentuk cincin. Akarnya besar dan memiliki akar tunjang yang menompang tumbuhan ini.

Klasifikasinya
Kingdom          : Plantae
Divisio             : Magnoliophyta
Classis             : Magnoliopsida
Ordo                : Pandanales
Family             : Pandanaceae
Genus              : Pandanus
Species                        : Pandanus sp
            Morfologi daun pandan yaitu daun dengan ujung segitiga lancip, tepi daun dan lapisan bawah dari pada ibu tulang daun berduri tempel (emergensia), berlilin dan hijau tua, daun bentuk pita berpelepah. Pandan memiliki daun yang  berkumpul rapat dalam 3 baris berbentuk spiral, duduk, dengan pangkal memeluk batang. Tata letak daun pada tanaman pandan mengikuti garis-garis ortostik yang telah berubah menjadi garis spiral yang melingkari batang atau dapat dikatakan karena terjadi pertumbuhan batang yang tidak lurus melainkan memutar, akibatnya ortostiknya ikut memutar yang disebut spirostik. Batang tanaman pandan memperlihatkan tiga spirostik atau disebut trispirotik biasanya juga disebut roset akar spirotik tiga (Rosula). Oleh karena itu, tanaman pandan tidak dapat ditentukan rumus daunya. Berikut gambar tanaman pandan.

Gambar 1. Tanaman pandan
(Pandanus sp)

Pacing (Costus speciocus J. Sm.) merupakan tanaman yang dapat berkhasiat sebagai obat. Rimpang Costus specionus dapat dimanfaatkan untuk urus-urus, obat kencing nanah, obat sipilis, obat trachoma dan bahan baku kontrasepsi. Sedangkan herbal tanaman pacing dapat digunakan sebagai obat disentri dan obat luka bekas gigitan serangga. Tanaman pacing tumbuh tegak dengan tinggi kurang lebih 2 meter. Batang pacing permukaanya licin dan lunak namun kuat. Batangnya berwarna hijau keunguan, beruas-ruas serta tertutup pelepah daun, sedangkan bunganya berbentuk majemuk dan berbentuk bulir, terdapat daun pelindung yang berbentuk bulat telur, dengan ujung runcing.
Klasifikasinya :
Kingdom          : Plantae
Divisio                         : Spermatophyta 
Classis             : Monocotyledonae
Ordo                : Zingiberales
Familia             : Zingiberaceae
Genus              : Costus
Species                        : Costus speciocus J. Sm
Daun pacing adalah daun tunggal, lancet memanjang. Ujung daun meruncing dan pangkal daun tumpul. Tepi daun rata mengkilat, dan permukaan bawah berbulu lembut. Panjang daun antara 11-28 cm, sedangkan lebar daun 8-11 cm. Tangkai daun pendek, duduk melingkar pada batang. Pertulangan atas beralur dan berwarna hijau. Tata letak daun tanaman ini adalah spirostik satu. Berikut gambar tanaman pacing.

Gambar 2. Tanaman pacing
(Costus speciocus J. Sm)

            Pulai (Alstonia scholaris) merupakan tanaman yang dapat tumbuh di daratan rendah dan dapat membentuk pohon setinggi 6 sampai 40 meter dengan diameter 60 s/d 100 cm. Pada permukaan akar dan batang tanaman terdapat banyak lentisel yang berpori. Batang tuanya sangat rapuh sehingga mudah terkelupas. Kulit kayunya berwarna coklat terang dan terdapat cairan getah berwarna putih susu di kulit kayu bagian dalamnya yang rasanya cukup pahit. Pulai berkhasiat untuk kesehtan yaitu untuk malaria, asma, epilepsi dan lainya.
Klasifikasinya :
Kingdom          : Plantae
Divisi               : Tracheophyta
Kelas               : Magnoliopsida
Ordo                : Gentianales
Familia             : Apocynaceae
Genus              : Alstonia R
Spesies             : Alstonia Scholaris L
            Daun pulai memiliki tebal seperti berulir atau berkarang (Folia Verticillata). Bentuk daunya bulat telur sepetti spatula dengan bagian ujung bawah agak meruncing. Panjang lembaran daunya sekitar 10-20 cm. Urat daun sangat jelas menonjol di bagian permukaan bawahya. Permukaan atas daun berwarna hijau mengkilap dan berwarna keabuan di permukaan bawah. Tiap buku-buku batang atau tangkai terdapat 4 sampai 9 daun. Berikut gambar dari daun tanaman pulai.

Gambar 3. Tanaman Pulai
(Alstonia scholaris)

Alamanda (Allamanda Cathartica L) adalah tanaman yang termasuk kedalam golongan perdu berkayu dengan tinggi yang dapat mencapai 2 meter. Tanaman ini bersifat evergreen (hijau sepanjang tahun). Batangnya yang sudah tua akan berwarna coklat karena pembentukan kayu, sementara tunas mudanya berwarna hijau, tanaman ini tidak mampu tumbuh pada tanah yang bergaram atau terlalu basa dan tanaman ini juga tidak tahan suhu rendah karena tumbuhan ini sangat sensitif terhadap suhu dingin.
Klasifikasinya :
Kingdom          : Plantae
Divisio                         : Magnoliophyta
Classis             : Magnoliopsida
Ordo                : Gentianales
Familia             : Apocynaceae
Genus              : Allamanda
Species                        : Allamanda chartartica L.
Morfologi daun umumnya berbilangan 3-4 atau berhadapan atau kadang-kadang dalam lingkaran. Ujung daun meruncing, pangkal runcing, tepi rata, tulang daun menyirip, bentuk daun memanjang. Disisi atas permukaan daun tampak mengkilat. Daun penumpu di ketiak, berbentuk kelenjar. Allamanda memiliki tata letak daun atau duduk daunnya berkarang (Folia Decussata) karena daun pada tanaman ini terletak dalam satu lingkaran biasanya terdiri dari tiga, empat atau lima dan karena pada tiap buku-buku batang terdapat lebih dari dua daun. Sehingga tidak memiliki rumus daunnya karena duduk daunya yang tidak tersebar seperti srikaya. Berikut gambar tanaman alamanda.

Gambar 4. Tanaman Alamanda
(Allamanda Cathartica L)
Srikaya (Annona squamosa L.) merupakan tanaman yang memiliki kulit pohon tipis berwarna ke abu-abuan, kulit tanaman ini sangat beracun, batangnya yaitu pada dahanya berwarna coklat muda, bagian dalamnya berwarna kuning muda dan agak pahit. Pada bagian ranting berwarna coklat dengan bintik coklat muda, lenti sel kecil, berbentuk oval kemudian berupa bercak bulat pada batang. Bunga srikaya bergerombol pendek menyamping dengan panjang sekitar 2.5 cm, sebanyak 2-4 kuntum bunga kuning kehijauan berbentuk berhadapan pada tangkai kecil panjang berambut dengan panjang kurang lebih 2 cm, tumbuh pada ujung tangkai atau ketiak daun.
Klasifikasinya :
Kingdom          : Plantae
Divisio                         : Spermatophyta 
Classis             : Angiospermae
Ordo                : Ranunculales
Familia             : Annonaceae
Genus              : Annona
Species                        : Annona squamosa L
            Morfologi daun tanaman srikaya ini dia adalah daun tunggal, memiliki tangkai, daunya kaku, letaknya berseling, helaian daunnya berbentuk lonjong hingga jorong meyempit, ujung dan pangkal daunnya runcing, dasar daunnya lengkung, tepi daunya rata (Interger), memiliki panjang daun 5-17 c, lebar 2-7.5 cm, permukaan daunnya berwarna hijau, bagian bawah hijau kebiruan, sedikit berambut atau juga gundul, rasa daunya pahit, sedikit dingin dan memiliki panjang tangkai daun 0.4-2.2 cm panjangnya. Tata letak daun tersebar yang mengikuti rumus ½ namun sebagian ada yang memisahkan dengan tata ketak daun yang tersebar umumnya, dan disebut duduk daun berseling (Folia disticha) sehingga memudahkan dan bisa ditentukan rumus daunya. Berikut gambar tanaman srikaya.



Gambar 5. Tanaman Srikaya
(Annona squamosa L.)

Mengkudu (Morinda citrifolia L) merupakan tanaman tropis yang berasal dari indonesia, tanaman ini sangat berguna sebagai tanaman obat mulai dari buah, daun ataupun akarnya bisa dimanfaatkan sebagai bahan obat. Tanaman mengkudu ini tersebar luas di indonesia, terutama di daratan rendah sampai ketinggian 500 meter di atas permukaan tanah.
Tanman ini memiliki batang tidak terlalu besar, tinggi batangnya antara 4-6 m. Batang bengkok-bengkok, memiliki dahan yang kaku, kasar dan memiliki akar tunggang yang tertancap dalam. Kulitnya batang tanaman ini berwarna coklat keabu-abuan atau coklat kekuning-kuningan, berbelah dangkal, tidak memiliki bulu, anak cabangnya bersegi empat. Tajuknya selalu hijau sepanjang tahun, kayu mengkudu mudah sekali dibelah setelah dikeringkan, tipe percabangan tanaman ini adalah monopodial yaitu dapat dibedakan antara pohon atau pokok utama dengan percabangannya.
Klasifikasinya :
Kingdom          : Plantae
Divisio                         : Magnoliophyta 
Classis             : Magnoliopsida
Ordo                : Rabiales
Familia             : Rubiaceae
Genus              : Morinda
Species                        : Morinda citrifolia L
            Morfologi daun ini yaitu berdaun tebal mengkilap. Daun mengkudu memiliki letak daun berhadap-hadapan, ukuran daun besar-besar, tebal dan tunggal. Bentuk daunnya yaitu jorong lanset, berukuran 15-50 x 5-17 cm. Tepi daun mengkudu rata (Interger), ujung daun lancip pendek, pangkal daun berbentuk pasak, urat daun menyirip, warna daunnya hijau, tidak berbulu. Pangkal daun pendek, berukuran 0.5-2.5 cm, memiliki ukuran daun penumpu bervariasi, berbentuk segitiga lebar. Memiliki tata letak duduk daun bersilang berhadapan (Folia decussata). Berikut gambar tanaman mengkudu.

Gambar 6. Tanaman Mengkudu
(Morinda citrifolia L)

Asoka (Ixora Paludosa) merupakan tanaman dari famili Caesalpiniaceae. bunga yang menjadi salah satu tanaman suci india ini memiliki kandungan beberapa jenis zat yang bermanfaat bagi tubuh. Diantarannya adalah kandungan zat hematoksilin, zat organik, zat tanin, zat besi besi, saponin, flavonoid dan catachin, yang kesemuanya terdapat di dalam
seluruh bagian bunga cantik ini. bunga Asoka memiliki rasa yang manis dan menyejukkan.
klasifikasinya
Kingdom           :           Plantae
Divisio                         :           Spermatophyta
Sub Divisio                  :           Angiospermae
Kelas                           :   Dicotyledonae
Ordo                            :           Rubiales
Famili                            :           Rubiaceaea
Genus                           :           Ixora
Spesies                         :           Ixora paludosa
              Daun soka (Ixora coccinea L) merupakan daun yang tidak lengkap, karena hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina). Merupakan daun majemuk menyirip dengan anak daun yang berpasangan karena duduk daun pada ibu tangkai saling berhadapan. Tangkainya berukuran 1-2 cm, umumnya berwarna hijau dan coklat pada bagian yang dekat dengan batang (caulis). Helainya menunjukkan sifat-sifat yang khas, yaitu helaianya berbentuk jorong (ovalis atau ellipticus) karena memliki perbandingan panjang : lebar = 2:1. Ujung daunnya (apex folii) berbentuk runcing (acutus) , karena kedua tepi daun kanan dan kiri ibu tulang daun membentuk sudut lancip (kurang dari 90°). Selain ujungnya yang runcing, pangkal daun (basis folii) daun soka juga memiliki bentuk yang runcing. Kemudian bentuk tepi daun (margo folii) memiliki bentuk rata (integer). Daun soka memliki bentuk pertulangan daun (venatio) yang menyirip (penninervis), karena bentuknya seperti sirip pada ikan. Karena umumnya daun dengan tulang daun menyirip ditemukan pada tumbuhan dikotil, sehingga dapat disimpulkan bahwa daun soka merupakan tumbuhan dikotil (berbiji belah). daging daun(intervenum), yaitu bagian daun yang terletak diantara tulang daun (venatio) berbentuk seperti kertas (papyraceus) karena tipis tetapi cukup tegar. Daun soka memiliki warna daun hijau muda hingga hijau tua. Jika diraba, permukaan daun terasa halus, ada yang mengkilat (nitidus), seperti pada Ixora coccinea dan suram (opacus) seperti pada Ixora paludosa.Karena pada buku-buku berikutnya kedua daunya membentuk membentuk suatu silang dengan dua daun dibawahnya tadi, sehingga dinamakan berhadapan bersilang. (folia opposita atau folia decussata). Dengan demikian dapat ditentukan rumus daunnya yaitu ½, yang maksudnya adalah ada satu spiral genetik yang melewati 2 duduk daun (nodus). Nodus pertama akan sama posisisnya dengan nodus yang ketiga, dalam satu garis lurus yang disebut sebagai ortostik. Dari rumus daun yang telah diketahui, dapat ditentukan besarnya sudut divergensi, yaitu sudut yang terbentuk dari dua daun yang saling berurutan. Besarnya adalah ½ x 360° = 180°. Sehingga sudut divergensi dari daun soka adalah 180° berikut gambarnya 



Kesimpulan
Tata letak daun dapat digunakan sebagai tanda pengenal suatu tumbuhan karena tumbuhan yang memiliki jenis yang sama pasti mempunyai tata letak daun yang sama pula. Buku-buku batang (Nodus) merupakan bagian batang atau cabang batang tempat duduknya daun. Buku-buku pada batang biasannya tampak membesar dan melingkar batang seperti cincin. Ruas (Internodium atau internodus) merupakan bagian batang antara 2 buku-buku. Walaupun kadang buku-buku tak tampak jelas pada batang, namun tempat duduknya daun tetap disebut buku-buku dan jarak antara 2 buku-buku ini dinamakan ruas pula. Roset Akar adalah jika batang sangat pendek sehingga semua daun berjejal-jejal di atas tanah, jadi roset sangat dekat dengan akar, Roset Batang adalah jika daun yang rapat dan berjejal-jejal terdapat pada ujung batang, Pada cabang yang mendarat atau serong ke atas. Pada tiap buku-buku hanya terdapat 1 daun saja, maka tata letak daun yang demikian disebut tersebar (folia sparsa), Pada buku-buku batang berikutnya biasanya kedua daunnya membentuk suatu silang dengan 2 daun di bawahnya disebut berhadapan-bersilang (folia opposita atau folia decussata). Lebih Dari Dua Daun Pada Tiap Buku-buku Tata letak yang demikian disebut berkarang (folia verticillata).

Saran
Dari hasil penelitian di atas di sarankan agar kedepanya dalam melakukan penelitian lebih pandai dan teliti lagi daun yang akan diamati agar mendapatkan hasil yang lebih maksimal dari sebelumnya dan juga mendapatkan hasil yang memuaskan hati kita dan menambah wawasan bagaimana itu memilih daun yang baik.


Daftar Pustaka

Rosanti, Dewi. (2013). Morfologi Tumbuhan. Jakarta: Penerbit Erlangga, pp48-49.

Tjitrosoepomo. Gembong. (2009). Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Pp72-73.


 













































































1.      Pada rumus daun tersebar apakah yang dimaksud dengan :
a.Pembilang dan penyebut
Jawaban : Angka-angka deretan fibonacci suku dibelakang merupakan suatu pecahan, yang pembilangnya dapat diperoleh dengan menjumlah kedua pembilang dua suku yang ada di depannya, dan
                  penyebutnya merupakan hasil penjumlahan kedua penyebu dua suku yang di depannya, atau Tiap suku dalam deretan itu merupakan suatu pecahan yang pembilangnya merupakan selisih antara penyebut dan pembilang suku yang di depannya, dan penyebutnya adalah jumlah penyebut suku di depanya dengan pembilang suku itu sendiri. Pada tumbuhan dengan tata letak daun tersebar, kadang-kadang duduk daun rapat berjejal-jejal.

b. Sudut devergensi
jawaban :Sudut divergensi adalah besarnya sudut antara dua duduk daun yangdiperoleh dari rumus daun kali 360ºSetiap jenis tumbuhan memiliki Rumus Daun/Rumus Duduk daun sendiri-sendiri. Jika dikumpulkan berbagai jenis tumbuhan dengan tata letak daun tersebar atau Jika untuk mencapai daun yang tegak lurus dengan daun pertama tadi mengelilingi batang a kali, dan jumlah daun yang dilewati selama itu adalah b, maka perbandingan kedua bilangan tadi akan merupakan pecahan a/b.

c. Deret Fibonacci
jawaban :Deret fibonacci adalah deretan rumus daun yang memperlihatkan sifat dan karakteristik dan dinamai sesuai dengan penemu deret tersebut

2.      Untuk menentukan rumus daun, maka spiral genetisnya lazimnya melalui jalan panjang ataukah pendek. Terangkan !!!
Jawaban : Mengambil jarak terpendek karena ketika kita mengambil salah satu tempat duduk daun sebagai titik tolaknya, maka kita juga akan sampai pada suatu daun yang letaknya tepat pada garis vertikal dengan daun titik tolak, jadi lebih efektif apabila mengambil jarak terpendek.

3.      Apakah yang di maksud dengan paratisch atau spiral skunder, othostich, spirostich dan apa gunanya?
Jawaban :
Orthostich adalah Garis-garis tegak lurus (Garis vertikal) yang berfungsi menghubungkan antara 2 daun pada batang atau Untuk mencapai dua daun yang tegak lurus satu sama lain telah dilewati sejumlah b daun, berarti pada batang terdapat pula sejumlah b garis-garis tegak lurus (garis vertikal).
Spiral genetik adalah Garis piral melingkari batang yang berfungsi menghubungkan daun-daun berturut-turut dari bawah ke atas menurut urutan tua mudanya dinamakan.

Spirostich adalah Pada suatu tumbuhan garis-garis ortostik yang biasanya tampak lurus ke atas, dapat mengalami perubahan-perubahan arahnya karena pengaruh macam-macam faktor. Perubahan sangat karakteristik ialah ortostik menjadi garis spiral yang tampak melingkar batang pula. Dalam keadaan yang demikian, spiral genetik sukar ditentukan dan tampaknya letak daun pada batang mengikuti ortostik yang telah berubah menjadi garis spiral tadi yang diberi nama lain spirostik.


Paratisch adalah Bagian tumbuhan yang letak daunnya cukup rapat, daunnya seakan-akan mengikuti garis spiral ke kiri atau ke kanan. Garis spiral dengan arah putaran ke kiri dan ke kanan menghubungkan daun-daun yang menurut ke  arah samping (mendatar, horizontal) mempunyai jarak terdekat. Setiap daun mempunyai tetangga yang terdekat, satu ke kiri dan satunya ke kanan. Dari sudut situ pula tampak ada spiral ke kiri dan ke kanan. Gari-garis itu disebut parastik.



1 komentar:

  1. Sloty Casino Hotel & RV Park | Mapyro
    Sloty Casino Hotel & 포항 출장마사지 RV Park is 하남 출장안마 a 4-minute walk from Zippur and Zippur National Park. You can 강릉 출장마사지 explore 계룡 출장안마 other attractions near the 과천 출장샵 casino.

    BalasHapus