Duduk Daun (Phyllotaxsis)
The Arragement of leaves (Phyllotaxsis)
Fitri
Anisa Fadilla
Abstrak
Tata
letak daun dapat digunakan sebagai tanda pengenal suatu tumbuhan karena
tumbuhan yang memiliki jenis yang sama pasti mempunyai tata letak daun yang
sama pula. Daun dan batang mempunyai keterkaitan yang erat, baik dari segi
fungsi maupun strukturnya daun melekat pada batang sebagai suatu kesatuan
morfologis yang tidak dapat di pisahkan, duduk daun pada batang disebut
Phyllotaxis atau disposition foliorum. Praktikum
daun majemuk di laksanakan pada hari kamis tanggal 23 Maret 2017 Bertempat di Laboratorium
prodi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Syiah Kuala. Metode yang digunakan adalah pengamatan secara langsung dengan
menggunakan mata atau tidak menggunakan alat bantu mikroskop dimana Pandan (Pandanus sp), Pacing (Costus speciocus J. Sm.), Pulai (Alstonia scholaris), Alamanda (Allamanda Cathartica L), Srikaya (Annona squamosa L.), Mengkudu (Morinda citrifolia L), Asoka (Ixora puludosa) sebagai objek yang akan
di amati pada praktikum kali ini.
Kata
kunci: Tata
letak daun, nodus, internodus.
Abstract
The layout leaves can be used as identification of a plant for plants that have the same type must have the same layout leaves anyway. The leaves and stems have a strong bond, in terms of both function and structure of leaves attached to the stem as a morphological unity that can not be separated, sits leaves on the stem are called Phyllotaxis or disposition foliorum. Compound leaves practicum performed on Thursday, March 23, 2017 Located at the Laboratory of Biology Education department of the Faculty of Education University of Syiah Kuala. The method used is the direct observation by using eye or do not use tools microscope where Pandan (Pandanus sp), Pacing (Costus speciocus J. Sm.), Pulai (Alstonia scholaris), Alamanda (Allamanda cathartica L), sugar apple (Annona squamosa L.), Noni (Morinda citrifolia L), Asoka (Ixora puludosa) as an object to be observed at this time practicum.
Keywords: The layout
leaves, nodes, internodus.
Pendahuluan
Tata letak daun dapat digunakan
sebagai tanda pengenal suatu tumbuhan karena tumbuhan yang memiliki jenis yang
sama pasti mempunyai tata letak daun yang sama pula. Daun dan batang mempunyai
keterkaitan yang erat, baik dari segi fungsi maupun strukturnya daun melekat
pada batang sebagai suatu kesatuan morfologis yang tidak dapat di pisahkan,
duduk daun pada batang disebut Phyllotaxis atau disposition foliorum. Pada
batang terdapat buku-buku batang (nodus), dan bagian ini sering kali nampak
sebagai bagian batang yang sedikit membesar dan melingkari batang sebagai suatu
cincin, yang dapat di lihat dengan jelas pada tumbuhan monokotil, biasanya satu
tangkai daun duduk pada satu buku daun. Namun pada beberapa tumbuhan, daun-daun
duduk berjejal-jejal pada suatu bagian batang, yaitu pada pangkal batang atau
pada ujungnya. Tata letak duduk daun pada batang memiliki tiga pola. Pola
pertama yaitu pada satu buku batang hanya duduk satu tangkai daun (Folia Sparsa) . Pola kedua yaitu pada
satu buku batang duduk dua tangkai daun (Folia
Opposita). Pola ketiga yaitu pada satu buku batang duduk tiga atau lebih
tangai daun (Folia Verticillata). (Rosanti,
2013, pp48-29)
Buku-buku
batang (Nodus) merupakan bagian batang atau cabang batang tempat duduknya daun.
Buku-buku pada batang biasannya tampak membesar dan melingkar batang seperti
cincin. Ruas (Internodium atau internodus) merupakan bagian batang antara 2
buku-buku. Walaupun kadang buku-buku tak tampak jelas pada batang, namun tempat
duduknya daun tetap disebut buku-buku dan jarak antara 2 buku-buku ini
dinamakan ruas pula. Deret fibonacci adalah deretan rumus daun yang
memperlihatkan sifat dan karakteristik dan dinamai sesuai dengan penemu deret
tersebut. Sudut divergensi adalah pecahan A/B yang dapat menujukkan jarak sudut
antara 2 daun berturut-turut, jika diproyeksikan pada bidang datar, jarak sudut
antara 2 daun berturut-turut pun tetap dan besarnya adalah A/B x besarnya
lingkaran = A/B x 3600.
Untuk
membuat diagramnya batang tumbuhan harus dipandang sebagai kerucut yang
memanjang, dengan buku-buku batangnya sebagai lingkaran-lingkaran yang
sempurna. Jika diproyeksikan pada suatu bidang datar, maka buku-buku batang
akan menjadi lingkaran-lingkaran yang konsetris dan puncak batang akan
merupakan titik pusat semua lingkaran tadi, ortostiknya akan merupakan
jari-jari lingkaran itu. Genetiknya dalam diagram daun akan merupakan suatu
garis spiral yang putaranya semakin ke atas diagram semakin sempit. Untuk
mencapai dua daun yang tegak lurus satu sama lain telah dilewati sejumlah b
daun, berarti pada batang terdapat pula sejumlah b garis-garis tegak lurus
(garis vertikal) yang dinamakan Ortostik. Pada tumbuhan dengan tata letak daun
tersebar, kadang terlihat daun-daun yang duduknya rapat berjejal-jejal, yaitu
jika ruas-ruas batang sangat pendek sehingga duduk daun pada batang tampak
hampir sama tinggi dan sulit untuk menentukan urut-urutan tua mudanya. Daun
dengan susunan yang demikian disebut roset (rosula). (Tjitrosoepomo, 2009,
pp72-73)
Pada tiap buku-buku
hanya terdapat 1 daun saja, maka tata letak daun yang demikian disebut tersebar
(folia sparsa). Walaupun disebut
tersebar namun jika diteliti ternyata ada hal-hal yang sifatnya teratur. Jika
suatu tumbuhan batangnya dianggap mempunyai bentuk silinder, buku-buku batang
sebagai lingkaran-lingkaran dengan jarak teratur pada silinder tadi, dan tempat
duduknya daun merupakan suatu titik pada lingkaran tersebut, maka akan
ditemukan hal-hal berikut. Jika diambil salah satu titik (tempat duduk daun)
sebagai titik tolak, dan bergerak mengikuti garis yang menuju titik duduk daun
pada buku-buku batang di atasnya dengan mengambil jarak terpendek, demikian
seterusnya, pada suatu saat akan sampai pada suatu daun yang letaknya tepat
pada garis vertikal di atas daun pertama yang digunakan sebagai titik tolak.
Jika berputar mengikuti garis spiral yang melingkari batang tadi, pada
perjalanan melingkar sampai tercapainya daun yang tegak lurus di atas titik
tolak, akan melewati beberapa daun. Kejadian ini akan selalu berulang kembali
walaupun dengan daun yang lain sebagai titik tolak. Jadi mengenai tata letak
daun jelas ada ciri-ciri khas yang bersifat beraturan. Dua daun pada setiap buku-buku
letaknya berhadapan (terpisah oleh jarak 1800). Pada buku-buku
batang berikutnya biasanya kedua daunnya membentuk suatu silang dengan 2 daun
di bawahnya disebut berhadapan-bersilang (folia
opposita atau folia decussata).
Lebih Dari Dua Daun Pada Tiap Buku-buku Tata letak
yang demikian disebut berkarang (folia verticillata), Pada tumbuhan dengan tata letak
daun berhadapan dan berkarang tak dapat ditentukan rumus daunnya, tetapi juga
pada duduk daun dapat diperhatikan adanya ortostik-ortostik yang menghubungkan
daun-daun yang tegak lurus satu sama lain.
Roset Akar adalah jika batang
sangat pendek sehingga semua daun berjejal-jejal di atas tanah, jadi roset
sangat dekat dengan akar, Roset Batang adalah jika daun yang rapat dan
berjejal-jejal terdapat pada ujung batang, Pada cabang yang mendarat atau serong ke atas, daun dengan tata letak
tersebar teratur sedemikian rupa sehingga helaian daun pada cabang tersebut
teratur pada suatu bidang datar membentuk pola mozaik (pola karpet) yang
disebut mosaik daun. Bagi cabang-cabang yang mendatar mosaik daun terjadi karena
semua daun terlentang ke kiri dan ke kanan menggunakan bidang datar tersebut
seefektif mungkin. Pada suatu tumbuhan garis-garis ortostik yang biasanya
tampak lurus ke atas, dapat mengalami perubahan-perubahan arahnya karena
pengaruh macam-macam faktor. Perubahan sangat karakteristik ialah ortostik menjadi garis spiral yang
tampak melingkar batang pula. Dalam keadaan yang demikian, spiral genetik sukar
ditentukan dan tampaknya letak daun pada batang mengikuti ortostik yang telah
berubah menjadi garis spiral tadi yang diberi nama lain spirostik. Bagian tumbuhan yang letak
daunnya cukup rapat, daunnya seakan-akan mengikuti garis spiral ke kiri atau ke
kanan. Garis spiral dengan arah putaran ke kiri dan ke kanan menghubungkan
daun-daun yang menurut ke arah samping
(mendatar, horizontal) mempunyai jarak terdekat. Setiap daun mempunyai tetangga
yang terdekat, satu ke kiri dan satunya ke kanan. Dari sudut situ pula tampak
ada spiral ke kiri dan ke kanan. Gari-garis itu disebut parastik.
Metode dan Cara
kerja
Waktu dan Tempat
Praktikum
ini dilaksanakan pada hari kamis tanggal 23 Maret 2017 pukul 15:50 hingga
selesai. Bertempat di Laboratorium prodi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala.
Alat/bahan
Alat dan bahan yang digunakan
pada proses praktikum kali ini adalah tumbuhan
Prosedur
Hal yang dilakukan adalah dengan
mengambil objek-objek yang akan diamati terlebih dahulu seperti Pandan (Pandanus sp), Pacing (Costus speciocus J. Sm.), Pulai (Alstonia scholaris), Alamanda (Allamanda Cathartica L), Srikaya (Annona squamosa L.), Mengkudu (Morinda citrifolia L), Asoka (Ixora puludosa) kemudian tentukan duduk
daun tiap-tiap tumbuhan tersebut apakah dia berbentuk tersebar (Folia sparsa),
berkarang (Folia verticillata), berhadapan (Folia opposita), bersilang
berhadapan (Folia decussata), berseling (Folia disticha), atau berbentuk roset
batang/roset akar (Rosula).
Teknik Pengambilan
Data
Metode yang digunakan kali ini
adalah pengamatan secara langsung dengan menggunakan mata telanjang atau tidak
menggunakan mikroskop untuk melihat bagian-bagian tumbuhan tersebut golongan
tumbuhan tersebut adalah seperti Pandan (Pandanus
sp), Pacing (Costus speciocus J.
Sm.), Pulai (Alstonia scholaris),
Alamanda (Allamanda Cathartica L),
Srikaya (Annona squamosa L.),
Mengkudu (Morinda citrifolia L),
Asoka (Ixora puludosa).
Hasil
Dan Pembahasan
Buku-buku
batang (Nodus) merupakan bagian batang atau cabang batang tempat duduknya daun.
Buku-buku pada batang biasannya tampak membesar dan melingkar batang seperti
cincin. Ruas (Internodium atau internodus) merupakan bagian batang antara 2
buku-buku. Walaupun kadang buku-buku tak tampak jelas pada batang, namun tempat
duduknya daun tetap disebut buku-buku dan jarak antara 2 buku-buku ini
dinamakan ruas pula. Roset Akar adalah jika batang sangat pendek sehingga semua
daun berjejal-jejal di atas tanah, jadi roset sangat dekat dengan akar, Roset
Batang adalah jika daun yang rapat dan berjejal-jejal terdapat pada ujung
batang, Pada cabang yang mendarat atau
serong ke atas. Pada tiap buku-buku hanya terdapat 1 daun saja, maka tata letak
daun yang demikian disebut tersebar (folia
sparsa), Pada
buku-buku batang berikutnya biasanya kedua daunnya membentuk suatu silang
dengan 2 daun di bawahnya disebut berhadapan-bersilang (folia opposita atau folia
decussata). Lebih Dari Dua Daun Pada Tiap Buku-buku Tata letak
yang demikian disebut berkarang (folia verticillata)
Pandan
(Pandanus sp) merupakan segolongan
tumbuhan monokotil dari genus pandanus. Sebagian besar anggotanya merupakan
tumbuhan di pantai-pantai daerah tropika, anggota tumbuhan ini dicirikan dengan
daun yang memanjang (seperti daun palem atau rumput), sering kali tepinya
bergerigi. Bagian daunya tidak lengkap, bentuk daun adalah garis serta
pertulangan daun yang sejajar, bagian pangkal daun runcing dan ujungnya
membulat, sedangkan urat daun menyirip, tekstur daun licin, dan sewaktu rontok
meninggalkan bekas berbentuk cincin. Akarnya besar dan memiliki akar tunjang
yang menompang tumbuhan ini.
Klasifikasinya
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Ordo : Pandanales
Family : Pandanaceae
Genus : Pandanus
Species : Pandanus sp
Morfologi daun pandan yaitu daun
dengan ujung segitiga lancip, tepi daun dan lapisan bawah dari pada ibu tulang
daun berduri tempel (emergensia), berlilin dan hijau tua, daun bentuk pita
berpelepah. Pandan memiliki daun yang
berkumpul rapat dalam 3 baris berbentuk spiral, duduk, dengan pangkal
memeluk batang. Tata letak daun pada tanaman pandan mengikuti garis-garis
ortostik yang telah berubah menjadi garis spiral yang melingkari batang atau
dapat dikatakan karena terjadi pertumbuhan batang yang tidak lurus melainkan
memutar, akibatnya ortostiknya ikut memutar yang disebut spirostik. Batang
tanaman pandan memperlihatkan tiga spirostik atau disebut trispirotik biasanya
juga disebut roset akar spirotik tiga (Rosula). Oleh karena itu, tanaman pandan
tidak dapat ditentukan rumus daunya. Berikut gambar tanaman pandan.
Gambar
1. Tanaman pandan
(Pandanus sp)
Pacing
(Costus speciocus J. Sm.) merupakan
tanaman yang dapat berkhasiat sebagai obat. Rimpang Costus specionus dapat
dimanfaatkan untuk urus-urus, obat kencing nanah, obat sipilis, obat trachoma
dan bahan baku kontrasepsi. Sedangkan herbal tanaman pacing dapat digunakan
sebagai obat disentri dan obat luka bekas gigitan serangga. Tanaman pacing
tumbuh tegak dengan tinggi kurang lebih 2 meter. Batang pacing permukaanya
licin dan lunak namun kuat. Batangnya berwarna hijau keunguan, beruas-ruas
serta tertutup pelepah daun, sedangkan bunganya berbentuk majemuk dan berbentuk
bulir, terdapat daun pelindung yang berbentuk bulat telur, dengan ujung
runcing.
Klasifikasinya :
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Classis : Monocotyledonae
Ordo : Zingiberales
Familia : Zingiberaceae
Genus : Costus
Species : Costus speciocus J. Sm
Daun
pacing adalah daun tunggal, lancet memanjang. Ujung daun meruncing dan pangkal
daun tumpul. Tepi daun rata mengkilat, dan permukaan bawah berbulu lembut.
Panjang daun antara 11-28 cm, sedangkan lebar daun 8-11 cm. Tangkai daun
pendek, duduk melingkar pada batang. Pertulangan atas beralur dan berwarna
hijau. Tata letak daun tanaman ini adalah spirostik satu. Berikut gambar
tanaman pacing.
Gambar
2. Tanaman pacing
(Costus speciocus J. Sm)
Pulai (Alstonia scholaris) merupakan tanaman yang dapat tumbuh di daratan
rendah dan dapat membentuk pohon setinggi 6 sampai 40 meter dengan diameter 60
s/d 100 cm. Pada permukaan akar dan batang tanaman terdapat banyak lentisel
yang berpori. Batang tuanya sangat rapuh sehingga mudah terkelupas. Kulit
kayunya berwarna coklat terang dan terdapat cairan getah berwarna putih susu di
kulit kayu bagian dalamnya yang rasanya cukup pahit. Pulai berkhasiat untuk
kesehtan yaitu untuk malaria, asma, epilepsi dan lainya.
Klasifikasinya :
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Gentianales
Familia : Apocynaceae
Genus : Alstonia R
Spesies : Alstonia Scholaris L
Daun pulai memiliki tebal seperti
berulir atau berkarang (Folia
Verticillata). Bentuk daunya bulat telur sepetti spatula dengan bagian
ujung bawah agak meruncing. Panjang lembaran daunya sekitar 10-20 cm. Urat daun
sangat jelas menonjol di bagian permukaan bawahya. Permukaan atas daun berwarna
hijau mengkilap dan berwarna keabuan di permukaan bawah. Tiap buku-buku batang
atau tangkai terdapat 4 sampai 9 daun. Berikut gambar dari daun tanaman pulai.
Gambar
3. Tanaman Pulai
(Alstonia scholaris)
Alamanda
(Allamanda Cathartica L) adalah
tanaman yang termasuk kedalam golongan perdu berkayu dengan tinggi yang dapat
mencapai 2 meter. Tanaman ini bersifat evergreen (hijau sepanjang tahun).
Batangnya yang sudah tua akan berwarna coklat karena pembentukan kayu,
sementara tunas mudanya berwarna hijau, tanaman ini tidak mampu tumbuh pada
tanah yang bergaram atau terlalu basa dan tanaman ini juga tidak tahan suhu
rendah karena tumbuhan ini sangat sensitif terhadap suhu dingin.
Klasifikasinya :
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Ordo : Gentianales
Familia : Apocynaceae
Genus : Allamanda
Species : Allamanda chartartica L.
Morfologi
daun umumnya berbilangan 3-4 atau berhadapan atau kadang-kadang dalam
lingkaran. Ujung daun meruncing, pangkal runcing, tepi rata, tulang daun
menyirip, bentuk daun memanjang. Disisi atas permukaan daun tampak mengkilat.
Daun penumpu di ketiak, berbentuk kelenjar. Allamanda memiliki tata letak daun
atau duduk daunnya berkarang (Folia
Decussata) karena daun pada tanaman ini terletak dalam satu lingkaran
biasanya terdiri dari tiga, empat atau lima dan karena pada tiap buku-buku
batang terdapat lebih dari dua daun. Sehingga tidak memiliki rumus daunnya
karena duduk daunya yang tidak tersebar seperti srikaya. Berikut gambar tanaman
alamanda.
Gambar
4. Tanaman Alamanda
(Allamanda Cathartica L)
Srikaya
(Annona squamosa L.) merupakan
tanaman yang memiliki kulit pohon tipis berwarna ke abu-abuan, kulit tanaman
ini sangat beracun, batangnya yaitu pada dahanya berwarna coklat muda, bagian
dalamnya berwarna kuning muda dan agak pahit. Pada bagian ranting berwarna
coklat dengan bintik coklat muda, lenti sel kecil, berbentuk oval kemudian
berupa bercak bulat pada batang. Bunga srikaya bergerombol pendek menyamping
dengan panjang sekitar 2.5 cm, sebanyak 2-4 kuntum bunga kuning kehijauan
berbentuk berhadapan pada tangkai kecil panjang berambut dengan panjang kurang
lebih 2 cm, tumbuh pada ujung tangkai atau ketiak daun.
Klasifikasinya :
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Classis : Angiospermae
Ordo : Ranunculales
Familia : Annonaceae
Genus : Annona
Species : Annona squamosa L
Morfologi daun tanaman srikaya ini
dia adalah daun tunggal, memiliki tangkai, daunya kaku, letaknya berseling,
helaian daunnya berbentuk lonjong hingga jorong meyempit, ujung dan pangkal
daunnya runcing, dasar daunnya lengkung, tepi daunya rata (Interger), memiliki
panjang daun 5-17 c, lebar 2-7.5 cm, permukaan daunnya berwarna hijau, bagian
bawah hijau kebiruan, sedikit berambut atau juga gundul, rasa daunya pahit,
sedikit dingin dan memiliki panjang tangkai daun 0.4-2.2 cm panjangnya. Tata
letak daun tersebar yang mengikuti rumus ½ namun sebagian ada yang memisahkan
dengan tata ketak daun yang tersebar umumnya, dan disebut duduk daun berseling
(Folia disticha) sehingga memudahkan
dan bisa ditentukan rumus daunya. Berikut gambar tanaman srikaya.
Gambar
5. Tanaman Srikaya
(Annona squamosa L.)
Mengkudu
(Morinda citrifolia L) merupakan
tanaman tropis yang berasal dari indonesia, tanaman ini sangat berguna sebagai
tanaman obat mulai dari buah, daun ataupun akarnya bisa dimanfaatkan sebagai
bahan obat. Tanaman mengkudu ini tersebar luas di indonesia, terutama di
daratan rendah sampai ketinggian 500 meter di atas permukaan tanah.
Tanman ini memiliki
batang tidak terlalu besar, tinggi batangnya antara 4-6 m. Batang
bengkok-bengkok, memiliki dahan yang kaku, kasar dan memiliki akar tunggang
yang tertancap dalam. Kulitnya batang tanaman ini berwarna coklat keabu-abuan
atau coklat kekuning-kuningan, berbelah dangkal, tidak memiliki bulu, anak
cabangnya bersegi empat. Tajuknya selalu hijau sepanjang tahun, kayu mengkudu
mudah sekali dibelah setelah dikeringkan, tipe percabangan tanaman ini adalah
monopodial yaitu dapat dibedakan antara pohon atau pokok utama dengan
percabangannya.
Klasifikasinya :
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Ordo : Rabiales
Familia : Rubiaceae
Genus : Morinda
Species : Morinda citrifolia L
Morfologi daun ini yaitu berdaun
tebal mengkilap. Daun mengkudu memiliki letak daun berhadap-hadapan, ukuran
daun besar-besar, tebal dan tunggal. Bentuk daunnya yaitu jorong lanset,
berukuran 15-50 x 5-17 cm. Tepi daun mengkudu rata (Interger), ujung daun
lancip pendek, pangkal daun berbentuk pasak, urat daun menyirip, warna daunnya
hijau, tidak berbulu. Pangkal daun pendek, berukuran 0.5-2.5 cm, memiliki
ukuran daun penumpu bervariasi, berbentuk segitiga lebar. Memiliki tata letak
duduk daun bersilang berhadapan (Folia
decussata). Berikut gambar tanaman mengkudu.
Gambar
6. Tanaman Mengkudu
(Morinda citrifolia L)
Asoka (Ixora
Paludosa) merupakan tanaman dari famili Caesalpiniaceae. bunga yang menjadi salah satu tanaman suci india
ini memiliki kandungan beberapa jenis zat yang bermanfaat bagi tubuh.
Diantarannya adalah kandungan zat hematoksilin, zat organik, zat tanin,
zat besi besi, saponin, flavonoid dan catachin, yang kesemuanya terdapat
di dalam
seluruh bagian bunga cantik ini. bunga Asoka
memiliki rasa yang manis dan menyejukkan.
klasifikasinya
Kingdom : Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Sub Divisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo
: Rubiales
Famili : Rubiaceaea
Genus : Ixora
Spesies : Ixora
paludosa
Daun soka (Ixora coccinea L)
merupakan daun yang tidak lengkap, karena hanya memiliki tangkai daun (petiolus)
dan helaian daun (lamina). Merupakan daun majemuk menyirip dengan anak
daun yang berpasangan karena duduk daun pada ibu tangkai saling berhadapan.
Tangkainya berukuran 1-2 cm, umumnya berwarna hijau dan coklat pada bagian yang
dekat dengan batang (caulis). Helainya menunjukkan sifat-sifat yang
khas, yaitu helaianya berbentuk jorong (ovalis atau ellipticus)
karena memliki perbandingan panjang : lebar = 2:1. Ujung daunnya (apex folii)
berbentuk runcing (acutus) , karena kedua tepi daun kanan dan kiri ibu
tulang daun membentuk sudut lancip (kurang dari 90°). Selain ujungnya yang
runcing, pangkal daun (basis folii) daun soka juga memiliki bentuk yang
runcing. Kemudian bentuk tepi daun (margo folii) memiliki bentuk rata (integer).
Daun soka memliki bentuk pertulangan daun (venatio) yang menyirip (penninervis),
karena bentuknya seperti sirip pada ikan. Karena umumnya daun dengan tulang
daun menyirip ditemukan pada tumbuhan dikotil, sehingga dapat disimpulkan bahwa
daun soka merupakan tumbuhan dikotil (berbiji belah). daging daun(intervenum),
yaitu bagian daun yang terletak diantara tulang daun (venatio) berbentuk
seperti kertas (papyraceus) karena tipis tetapi cukup tegar. Daun soka
memiliki warna daun hijau muda hingga hijau tua. Jika diraba, permukaan daun
terasa halus, ada yang mengkilat (nitidus), seperti pada Ixora
coccinea dan suram (opacus) seperti pada Ixora paludosa.Karena
pada buku-buku berikutnya kedua daunya membentuk membentuk suatu silang dengan
dua daun dibawahnya tadi, sehingga dinamakan berhadapan bersilang. (folia
opposita atau folia decussata). Dengan demikian dapat ditentukan
rumus daunnya yaitu ½, yang maksudnya adalah ada satu spiral genetik yang
melewati 2 duduk daun (nodus). Nodus pertama akan sama posisisnya dengan nodus
yang ketiga, dalam satu garis lurus yang disebut sebagai ortostik. Dari rumus
daun yang telah diketahui, dapat ditentukan besarnya sudut divergensi, yaitu
sudut yang terbentuk dari dua daun yang saling berurutan. Besarnya adalah ½ x
360° = 180°. Sehingga sudut divergensi dari daun soka adalah 180° berikut gambarnya
Kesimpulan
Tata
letak daun dapat digunakan sebagai tanda pengenal suatu tumbuhan karena
tumbuhan yang memiliki jenis yang sama pasti mempunyai tata letak daun yang
sama pula. Buku-buku batang (Nodus) merupakan bagian batang atau cabang batang
tempat duduknya daun. Buku-buku pada batang biasannya tampak membesar dan
melingkar batang seperti cincin. Ruas (Internodium atau internodus) merupakan
bagian batang antara 2 buku-buku. Walaupun kadang buku-buku tak tampak jelas
pada batang, namun tempat duduknya daun tetap disebut buku-buku dan jarak
antara 2 buku-buku ini dinamakan ruas pula. Roset Akar adalah jika batang
sangat pendek sehingga semua daun berjejal-jejal di atas tanah, jadi roset
sangat dekat dengan akar, Roset Batang adalah jika daun yang rapat dan
berjejal-jejal terdapat pada ujung batang, Pada cabang yang mendarat atau serong ke atas. Pada tiap buku-buku hanya
terdapat 1 daun saja, maka tata letak daun yang demikian disebut tersebar (folia sparsa), Pada buku-buku batang berikutnya
biasanya kedua daunnya membentuk suatu silang dengan 2 daun di bawahnya disebut
berhadapan-bersilang (folia opposita
atau folia decussata). Lebih Dari Dua
Daun Pada Tiap Buku-buku Tata letak yang demikian disebut berkarang (folia verticillata).
Saran
Dari
hasil penelitian di atas di sarankan agar kedepanya dalam melakukan penelitian
lebih pandai dan teliti lagi daun yang akan diamati agar mendapatkan hasil yang
lebih maksimal dari sebelumnya dan juga mendapatkan hasil yang memuaskan hati
kita dan menambah wawasan bagaimana itu memilih daun yang baik.
Daftar
Pustaka
Rosanti, Dewi. (2013). Morfologi Tumbuhan. Jakarta: Penerbit
Erlangga, pp48-49.
Tjitrosoepomo.
Gembong. (2009). Morfologi Tumbuhan.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Pp72-73.
1.
Pada rumus daun tersebar apakah yang dimaksud dengan :
a.Pembilang dan penyebut
Jawaban : Angka-angka deretan fibonacci suku
dibelakang merupakan suatu pecahan, yang pembilangnya
dapat diperoleh dengan menjumlah kedua pembilang dua suku yang ada di depannya,
dan
penyebutnya merupakan hasil
penjumlahan kedua penyebu dua suku yang di depannya, atau Tiap suku dalam
deretan itu merupakan suatu pecahan yang pembilangnya merupakan selisih antara
penyebut dan pembilang suku yang di depannya, dan penyebutnya adalah jumlah
penyebut suku di depanya dengan pembilang suku itu sendiri. Pada tumbuhan
dengan tata letak daun tersebar, kadang-kadang duduk daun rapat berjejal-jejal.
b. Sudut devergensi
jawaban :Sudut divergensi
adalah besarnya sudut antara dua duduk daun yangdiperoleh
dari rumus daun kali 360ºSetiap jenis tumbuhan memiliki Rumus Daun/Rumus
Duduk daun sendiri-sendiri. Jika dikumpulkan
berbagai jenis tumbuhan dengan tata letak daun tersebar atau Jika
untuk mencapai daun yang tegak lurus dengan daun pertama tadi mengelilingi
batang a kali, dan jumlah daun yang dilewati selama itu adalah b, maka
perbandingan kedua bilangan tadi akan merupakan pecahan a/b.
c. Deret Fibonacci
jawaban :Deret fibonacci adalah deretan
rumus daun yang memperlihatkan sifat dan karakteristik dan dinamai sesuai
dengan penemu deret tersebut
2.
Untuk
menentukan rumus daun, maka spiral genetisnya lazimnya melalui jalan panjang
ataukah pendek. Terangkan !!!
Jawaban
: Mengambil jarak terpendek karena ketika kita mengambil salah satu tempat
duduk daun sebagai titik tolaknya, maka kita juga akan sampai pada suatu daun
yang letaknya tepat pada garis vertikal dengan daun titik tolak, jadi lebih
efektif apabila mengambil jarak terpendek.
3. Apakah yang di maksud dengan
paratisch atau spiral skunder, othostich, spirostich dan apa gunanya?
Jawaban :
Orthostich adalah Garis-garis tegak lurus (Garis vertikal) yang berfungsi
menghubungkan antara 2 daun pada batang
atau Untuk mencapai dua daun yang tegak lurus satu sama lain telah dilewati
sejumlah b daun, berarti pada batang terdapat pula sejumlah b garis-garis tegak
lurus (garis vertikal).
Spiral genetik
adalah Garis piral melingkari batang yang berfungsi menghubungkan daun-daun
berturut-turut dari bawah ke atas menurut urutan tua mudanya dinamakan.
Spirostich adalah Pada suatu tumbuhan garis-garis ortostik yang biasanya tampak lurus ke
atas, dapat mengalami perubahan-perubahan arahnya karena pengaruh macam-macam
faktor. Perubahan sangat karakteristik ialah ortostik
menjadi garis spiral yang tampak melingkar batang pula. Dalam keadaan yang
demikian, spiral genetik sukar ditentukan dan tampaknya letak daun pada batang
mengikuti ortostik yang telah berubah menjadi garis spiral tadi yang diberi
nama lain spirostik.
Paratisch adalah Bagian tumbuhan yang
letak daunnya cukup rapat, daunnya seakan-akan mengikuti garis spiral ke kiri
atau ke kanan. Garis spiral dengan arah putaran ke kiri dan ke kanan
menghubungkan daun-daun yang menurut ke
arah samping (mendatar, horizontal) mempunyai jarak terdekat. Setiap
daun mempunyai tetangga yang terdekat, satu ke kiri dan satunya ke kanan. Dari
sudut situ pula tampak ada spiral ke kiri dan ke kanan. Gari-garis itu disebut
parastik.
Sloty Casino Hotel & RV Park | Mapyro
BalasHapusSloty Casino Hotel & 포항 출장마사지 RV Park is 하남 출장안마 a 4-minute walk from Zippur and Zippur National Park. You can 강릉 출장마사지 explore 계룡 출장안마 other attractions near the 과천 출장샵 casino.