Daun Tunggal (Folium Simplex)
Single Leaf (Folium
Simplex)
Fitri
Anisa Fadilla
Abstrak
Daun tunggal
adalah daun yang setiap tangkai daun hanya mendukung satu helaian daun saja.
Bagian dari batang tempat duduk nya daun yang di sebut nodus, dan sudut atas
antara daun dan batang di sebut ketiak daun. Daun tunggal mempunyai
bagian-bagian daun yang berbeda antara golongan tumbuhan satu dengan yang lain.
daun tunggal mempunyai karakteristik yaitu didalam daun
terdapat bagian penting yang terdapat pada batang daun selalu mempunyai bentuk
tipis ,melebar dan berwarna hijau karena mengandung klorofil yang melalui
proses fotosintesis dan daunpun mempunyai umur yang terbatas. Praktikum
daun tunggal di laksanakan pada hari kamis tanggal 9 Maret 2017 Bertempat di Laboratorium prodi
Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah
Kuala. Metode yang digunakan adalah pengamatan secara langsung dengan
menggunakan mata atau tidak menggunakan alat bantu mikroskop dimana Tebu (Saccharum officinarum), kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis. L), keladi (Colocasia esculenta Schutt), jarak (Ricinus comunis), menira (Phyllantus urinaria), cermai (Phyllantus acidus) sebagai objek yang
akan di amati pada praktikum kali ini. Hasil praktikum kali ini adalah para
mahasiswa dapat menjelaskan bagian-bagian daun, bangun daun, tulang daun,
pangkal daun, tulang daun, toreh, tepi daun dan daging daun serta alat-alat
tambahan lainnya.
Kata kunci: Daun tunggal, morfologi daun,
daun lengkap, daun tidak lengkap.
Abstract
Single leaf is a leaf petiole that each support only one leaf blade only. Part of the seat stem leaves are called nodes, and the upper corner between the leaves and stems called axillary panicles. Single leaf leaves have parts that differ between groups of plants with one another. single leaf has a characteristic that is contained in the leaves important parts contained in the leaf stems always has the form of thin, wide and green because they contain chlorophyll through the process of photosynthesis and daunpun have a limited lifespan. Practicum single leaf carried on Thursday, March 9, 2017 Located at the Laboratory of Biology Education department of the Faculty of Education University of Syiah Kuala. The method used is direct observation by using eye or do not use tools microscope where Sugarcane (Saccharum officinarum), hibiscus (Hibiscus rosa-sinensis, L), taro (Colocasia esculenta Schutt), distance (Ricinus comunis), menira (Phyllantus urinaria), cermai (Phyllantus acidus) as an object to be observed at this time practice. Results practicum students are able to explain the parts of leaves, wake up leaves, bone leaves, the leaf base, leaf bones, nock, leaf edges and leaf meat as well as other additional tools.
Keywords: single leaves, leaf morphology, full leaf, the leaf is not complet.
Pendahuluan
Daun
(Folium) merupakan suatu bagian
tumbuhan yang penting dan pada umumnya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar
daun. Alat ini hanya terdapat pada batang saja dan tidak pernah terdapat pada
bagian lain pada tubuh tumbuhan, daun biasanya tipis melebar, kaya akan suatu
zat warna hijau yang dinamakan klorofil, oleh karena itu daun biasanya berwarna
hijau dan menyebabkan tumbuhan atau daerah-daerah yang ditempati
tumbuh-tumbuhan nampak hijau pula. Bagian tubuh tumbuhan ini mempunyai umur
yang terbatas, akhirnya dia akan runtuh dan meninggalkan bekas pada batang.
Pada waktu akan runtuh warna daun berubah menjadi kekuning-kuningan dan
akhirnya menjadi perang. Jadi daun yang telah tua, akan mati dan runtuh dari
batang. Daun yang suadah jatuh pasti akan diganti dengan yang baru dan biasanya
jumlah daun baru yang terbentuk akan melebihi jumlah daun yang telah gugur
tadi. Bentuk daun tipis melebar, warna hijau, dan duduknya pada batang yang
meghadap ke atas itu memang sudah selaras dengan fungsi daun bagi
tumbuh-tumbuhan yaitu sebagai alat pengambilan zat-zat makanan (Resorbsi),
sebagai tempat pengolahan bahan atau zat-zat makanan (Asimilasi), dan sebagai
alat pernafasan bagi tumbuhan (Respirasi). (Gembong, 2013, pp7-8)
Bentuk
Daun (Morfologi) sangat beragam, namun biasanya berupa helaian, bisa tipis atau
tebal. Gambaran dua dimensi daun digunakan sebagai pembeda bagi bentuk-bentuk
daun. Bentuk dasar daun membulat, dengan variasi cuping menjari atau menjadi elips
dan memanjang. Bentuk ekstrimnya bisa meruncing panjang. Daun juga bisa
bermodifikasi menjadi duri (misalnya pada kaktus). Tangkai daun merupakan bagian daun yang mendukung
helaiannya dan bertugas untuk menempatkan helaian daun tadi pada posisi
sedemikian rupa hingga dapat memperoleh cahaya matahari sebanyak-banyaknya. Bentuk dan ukuran tangkai daun amat berbeda-beda menurut jenis tumbuhannya,
bahkan pada satu tumbuhan ukuran dan bentuknya dapat berbeda. Umumnya tangkai
daun berbentuk silinder dengan sisi agak tegak pipih dan menebal pada
pangkalnya, Walaupun tangkai daun biasanya nemebal pada pangkalnya, ada pula
tangkai daun yang menebal pada pangkal dan ujungnya
Daun
dapat dibedakan menjadi daun tunggal dan daun majemuk. Daun tunggal adalah daun
yang helaiannya hanya terdiri dari satu helai tanpa adanya persendian di bagian
dasar helaian tersebut, sedangkan daun majemuk adalah daun dimana helaiannya
disusun oleh sejumlah bagian-bagian terpisah yang berbentuk seperti daun dan
disebut anak daun (Leaflet). Pada
bagian basal helaian anak daun atau bagian basal petolulus biasanya ditemukan
adanya pulvinulus (persendian daun). Adanya pulvinulus pada anak daun ini
menyebabkan anak daun dapat gugur sendiri-sendiri (tidak bersamaan). Oleh
karena setiap anak daun dari daun majemuk memiliki karakteristik yang sama
dengan daun tunggal, kadang-kadang sulit dibedakan antara daun tunggal dengan
anak daari daun majemuk, khususnya bila anak daun tersebut berukuran besar.
Daun yang dimiliki oleh tumbuhan
merupakan salah satu biometric dari tumbuhan. Hal ini disebabkan karena
daun pada tiap jenis tumbuhan memiliki bentuk dan ruas daun yang berbeda yang
dapat digunakan sebagai fitur yang didapatkan melalui serangkaian proses
pengolahan citra untuk dilakukan klasifikasi citra daun. Fitur ruas daun (tulang
daun) belum sepenuhnya dieksploitasi sebagai ukuran kemiripan daun. Pertama ada
yang disebut dengan bangun daun (Circumscriptio)
yaitu merupakan bentuk helaian daun secara keseluruhan, untuk melihat bangun
daun hanya perlu dilihat satu helai daun (Lamina)
tersebut adalah daun majemuk untuk melihat bangun daunnya dapat diamati pada
satu helaian anak daun saja.
Daun lengkap adalah daun yang
memiliki 3 struktur penting yaitu pelepah daun, tangkai daun dan helaian daun.
Tidak semua tumbuhan memiliki daun yang lengkap helaian berfungsi sebagai
tempat terjadinya proses fotosintesis, respirasi ataupun transpirasi. Besar
kecilnya helaian daun tergantung bagaimana adaptasi tumbuhan terhadap
lingkungannya yang berhubungan dengan proses transpirasi, agar tumbuhan tidak
kehilangan air. Selaian organ utama yaitu pelepah, tangkai dan helaian ada juga
organ tambahan yaitu sebagai organ pelengkap yaitu seperti daun penumpu (Stipula), selaput bumbung (Ocrea) dan
lidah-lidah (Ligula). Daun penumpu biasanya
terletak di kiri dan kanan tangkai dau atau di ketiak daun yang berfungsi untuk
melindungi daun yang masih muda, kemudian selaput bumbung berbentuk selaput
tipis yang menyelubungi pangkal suatu ruas batang yang berfungsi sebagai daun
penumpu kedua, setelah itu ada lidah-lidah daun yaitu berupa selaput kecil yang
biasanya terdapat pada batas antara upih dan helaian daun, upih berfungsi
sebagai mencegah mengalirnya air hujan ke dalam ketiak antara batang dan upih
daun sehingga kemungkinan pembusukan dapat dihindarkan. (Rosanti, 2013,
pp18-22)
Metode dan Cara
kerja
Waktu dan Tempat
Praktikum
ini dilaksanakan pada hari kamis tanggal 9 Maret 2017 pukul 15:50 hingga
selesai. Bertempat di Laboratorium prodi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala.
Alat/bahan
Alat
dan bahan yang digunakan pada proses praktikum kali ini adalah tumbuhan.
Prosedur
Hal
yang dilakukan adalah dengan mengambil objek-objek yang akan diamati terlebih
dahulu seperti Tebu (Saccharum
officinarum), kembang sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis. L), keladi (Colocasia
esculenta Schutt), jarak (Ricinus
comunis), menira (Phyllantus urinaria),
cermai (Phyllantus acidus) kemudian
tuliskan apa nama preparatnya dan nama familinya dan juga sebutkan apakah dia
daun lengkap atau tidak lengkap di lihat dari upih daun (Vagina), lidah-lidah (Ligula),
tangkai daun (Petiolis), helaian daun
(Lamina) jika tumbuhan itu tidak
memiliki satu atau dua dari ciri-ciri ini maka daun tersebut dikatakan daun
tidak lengkap. Setelah itu amati juga bangun daun (Circumscriptio) ada yang bagian terlebar di tengah-tengah helaian
daun yaitu apakah bulat (Orbicularis),
perisai (Peltatus), Jorong (Ovalis), bulat memanjang (Oblongus) atau lancet (Lanceolatus) kemudian lihat lagi bagian
terlebar di bawah tengah-tengah helaian daun pangkal daun tidak ada toreh yaitu
apakah bulat telur (Ovatus), segi
tiga (Triangularis), delta (Deltoideus) atau belah ketupat (Rhomboideus) dan juga lihat bagian
terlebar di bawah tengah-tengah helaian daun pangkal daun bertoreh yaitu apakah
jantung (Cordatus), bangun panah (Sagitatus), bangun tombak (Hastatus) atau bertelinga (Auriculatus) lihat pula bagian terlebar
di atas tengah-tengah helaian daun yaitu apakah bulat telur terbalik (Obovatus), segitiga terbalik (Cuneatus), jantung terbalik (Obcardatus) atau bangun sudip (Spatulatus) kemudian lihat bagian yang
pangkal dan ujung helaian daun hampir sama yaitu apakah bangun pita (Ligulatus), bangun pedang (Ensiformis), bangun paku (Subulatus) atau bangun jarum (Acerosus). Selanjutnya amati bagian
ujung daun (Apex) apakah runcing (Acutus), tumpul (Obtutus), meruncing (Acuminatus),
membulat (Rotundatus), rompang (Truncatus), terbelah (Retatus) atau berduri (Mucronatus) setelah amati bangun daun
dan ujung daun amati pula pangkal daun (Basis)
bentuk-bentuknya sama seperti ujung daun akan tetapi pangkal daun memiliki
berlekuk (Emarginatus), bertelinga (Auriculatus) dan bentuk baji (Cuneatus). Kemudian ada susunan tulang
daun daun (Nervatio atau Venaatio) apakah bertulang
menyirip
(Penninervis), menjari (Palminervis), melengkung (Ceurvinervis) atau sejajar (Rectinervis), setelah itu kita juga
harus melihat tepi daun (Margo) yaitu
apakah rata (Interger), Bertoreh (Divisus), bergerigi (Serratus), bergigi (Dentatus), Berombak (Repandus),
berlekuk menyirip (Pinnatilobus),
bercangap menyirip (Pinnatifidus),
berlekuk menjari (Palmatilobus),
bercangap menjari (Palmatifidus),
berbagi menjari (Palmatipartitus),
berlekuk (Lubatus), bercangap (Fissus) atau berbagi (Partitus) kemudian lihat lagi bagian
daging buah (Intervenium) yaitu
apakah tipis seperti selaput (Membranaceus),
seperti kertas (Papyraceus), tipis
lunak (Herbaceus), perkamen (Perkamenteus), kulit/bertulang (Coriaceus) atau berdaging (Carnosus), selanjutnya lihat pula warna
daun tersebut setelah itu lihat bagaimana permukaan helaian daun yaitu apakah
licin (Laevis), mengkilap (Nitidus),
suram (Opacus), berlilin (Pruinosus), gundul (Glaber), Kasap (Scaber),
berkerut (Rugosus), berbulu (Pilosus), berbingkul-bingkul (Bullatus), berbulu kasar (Hispidus), atau bersisik (Lepidus).
Teknik Pengambilan
Data
Metode
yang digunakan kali ini adalah pengamatan secara langsung dengan menggunakan
mata telanjang atau tidak menggunakan mikroskop untuk melihat bagian-bagian
tumbuhan tersebut golongan tumbuhan tersebut adalah Tebu (Saccharum officinarum), kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis. L), keladi (Colocasia esculenta Schutt), jarak (Ricinus comunis), menira (Phyllantus
urinaria), cermai (Phyllantus acidus)
yang sebagai objek yang akan di amati.
Hasil Dan
Pembahasan
Tebu (Saccharum officinarum) adalah tanaman yang ditanam untuk bahan baku
gula
dan vetsin.
Tanaman ini hanya dapat tumbuh di daerah beriklim tropis. Tanaman ini termasuk
jenis rumput-rumputan. Umur tanaman sejak ditanam sampai bisa dipanen mencapai
kurang lebih 1 tahun. Di Indonesia tebu banyak dibudidayakan di pulau Jawa dan Sumatra.
Tebu memiliki tubuh yang tinggi kurus, tidak bercabang dan tumbuh tegak. Tinggi
batangnya dapat mencapai 3-5 m atau lebih. Kulit batang keras berwarna hijau,
kuning, ungu, merah tua atau kombinasinnya. Pada batangnya terdapat lapisan
lilin yang berwarna putih keabu-abuan dan umumnya terdapat pada tanaman tebu
yang masih muda.
Berikut klasifikasinya
Kingdom :
Plantae
Subkingdom :Trachebionta
Super
divisi :Spermatophyta
Divisi :Magniliophyta
Kelas :Liliopsida
Sub
kelas :
Commelinidae
Ordo :
Poales
Famili :
Poaceae
Genus :
Saccharum
Spesies :
Saccharum officinarum L
Pada praktikum yang kami dapatkan pada daun
tebu (Saccharum officinarum) adalah
tergolong daun tidak lengkap sebab kenapa, di kerenakan pada daun tebu hanya
memiliki upih/pelepah daun yaitu adalah alat untuk mencegah mengalirnya air hujan ke
dalam ketiak antara batang dan upih daun sehingga kemungkinan pembusukan dapat
dihindarkan sedangkan dan juga memiliki tangkai daun dan helaian daun sedangkan
lidah-lidah daun tidak dia miliki, bangun daunya termasuk bangun pita (Ligulatus), ujung daun tebu ini
berbentuk meruncing (Acuminatus)
sedangkan pangkal daunya yaitu merbentuk membulat (Rotundatus) , kemudian ada lagi pertulangan daunya yaitu berbentuk
sejajar (Rectinervis), selanjutnya
bentuk tepi daun tebu ini adalah berbentuk lurus (Interger), daging buahnya seperti perkamen (Perkamenteus) dan yang terakhir bentuk permukaannya yaitu berbulu
kasar (Hispidus).
Berikut gambar daun tebu
Gambar
1. Tanaman Tebu
(Saccharum
officinarum)
Selanjutnya kami juga mengamati daun kembang Kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis), yang termasuk kedalam famili Malvaceae yang
berasal dari dari Asia Timur dan banyak di gunakan sebagai tanaman hias
didaerah tropis dan subtropis. bunga sepatu ini memiliki bunga yang besarm
dengan warna merah dan tidak memiliki bau. Bunga ini termasuk kulitivar
dan hibrida yang berupa bunga tunggal maupun bunga ganda yang memiliki warna
kekuningan, merah tua dan merah jambu.
Klasifikasi bunga sepatu ini adalah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae
Genus : Hibiscus
Spesies : Hibiscus rosa-sinensis
L
Secara
umum yang didapatkan pada penelitian daun kembang sepatu ini adalah Secara umum, bunga sepatu ini
merupakan tanaman perdu, tahunan yang tumbuh dengan tegak dengan ketinggian
mencapai 3 meter bahkan lebih. Batang pada bunga sepatu ini bulat, berkayu,
keras dengan diameter 9 cm. Batang ini memiliki unggu dan batang tua memiliki
warna putih kotor. Daun bunga sepatu tunggal, bagian tepi tidak merata, pangkal
ujung runcing, memiliki warna hijau muda, dan hijau tua. kembang sepatu ini termasuk kedalam jenis tumbuhan
berdaun tidak lengkap sebab kenpa, dikarenakan pada tumbuhan ini tidak memiliki
pelepah dan lidah-lidah, lidah-lidah yaitu berupa selaput kecil yang
biasanya terdapat pada batas antara upih dan helaian daun dia sebagai pembatas.
Pada daun kembang sepatu ini setelah kami teliti bangun daun tumbuhan ini yaitu
berbentuk menjorong (Ovalis),
kemudian ujung daunya berbentuk meruncing (Acuminatus),
setelah itu bentuk pangkal daunya yaitu runcing (Acutus), bentuk pertulangan daunya yaitu menyirip (Penninervis), tepi daunya bergerigi (Serratus) dan kemudian kami juga melihat
daging buah kembang sepatu ini berbentuk seperti kertas (Chartaceus) dan yang terakhir permukaan daunnya licin (Laevis). Berikut gambar kembang sepatu.
Gambar 2. Tanaman kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis)
Kemudian pada tanaman jarak (Ricinus comunis) merupakan tumbuhan
semak berkayu yang banyak ditemukan di daerah tropik. Tumbuhan ini dikenal
sangat tahan kekeringan dan mudah diperbanyak dengan stek.
Walaupun telah lama dikenal sebagai bahan pengobatan dan racun, saat ini ia makin mendapat perhatian
sebagai sumber bahan bakar hayati untuk mesin diesel karena
kandungan minyak bijinya, yang bijinya menghasilkan
minyak campuran untuk pelumas.
Klasifikasinya adalah sebagai berikut:
Kingdom:
|
|
Divisi:
|
|
Kelas:
|
|
Ordo:
|
|
Famili:
|
|
Genus:
|
|
Spesies:
|
J. curcas
|
Secara
umum yang didapatkan pada penelitian daun jarak ini adalah tanaman ini adalah
termasuk dalam daun tidak lengkap sebab kenpa, dikarenakan tumbuhan ini tidak
memiliki pelepah dan ligula daun yang di miliki hanyalah tangai daun dan
helaian daun berfungsi sebagai pembatas antara upih daun dan helaian daun,
setelah kami teliti juga tanaman jarak memiliki bangun daun berbentuk bulat (Orbicularis),
ujung daunnya berbentuk meruncing (Acuminatus),
kemudian kami juga melihat pangkal daunnya berbentuk berlekuk (Emarginatus) sedangkan pertulangan daun
tumbuhan ini adalah menjari (Palminervis),
tepi daunya yaitu berbentuk bergerigi (Serratus)
kemudian daging daunnya berbentuk seperti kertas (Papyraceus/Chartaceus) dan yang terakhir permukaan daunnya gundul (Glaber). Berikut gambar daun tanaman
jarak (Ricinus comunis).
Gambar 3. Tanaman jarak
(Ricinus comunis).
Kemudian
juga didapatkan hasil penelitian pada tanaman keladi (Colocasia esculenta Schutt). Keladi
adalah salah satu tumbuhan yang berjenis terna, yaitu daunnya yang lebar dan
berumbi. Keladi banyak yang hidup di alam liar dan ada juga dijadikan tanaman
hias yang populer dengan daunnya yang unik. Tumbuhan dari
genus Caladium (suku talas-talasan, Araceae) Dalam bahasa sehari-hari
keladi kerap juga di pakai untuk menyebut tanaman lain yang masih sekarabat
namuntidak termasuk Caladium seperti talas (Colocasia). Keladi
sejati jarang membentuk umbi yang besar. Asal tumbuhan keladi dari Brazil dan
sekarang sudah menyebar ke seluruh dunia.
Klasifikasi
tanaman keladi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Alismatelas
Famili : Araceae
Genus : Colocasia
Spesies : Colocasia esculenta L.
Secara umum yang didapatkan pada
pada penelitian daun keladi ini adalah salah satu jenis tanaman yang termasuk
monokotil atau biji berkeping dua dengan sistem perakaran serabut pendek dan
tumbuh dengan liar. Tanaman talas ini tergolong dalam marga alismateles dengan
anggota keluarga Araceae, daun
tanaman ini adalah daun sempurna atau lengkap, dengan bentuk melebar mencapai
50-60 cm bahkan lebih, dengan warna hijau muda hingga hijau tua. Daun keladi
merupakan daun tunggal dengan tangkai panjang berwarna keunguan atau kecoklatan
dan pangkal daun berbentuk berlekuk (Emarginatus),
ujung daun berbentuk runcing (Acutus),
pertulangan daun yang berbentuk menjari (Palminervis)
yang berwarna keputihan kotor, tepi daunya berombak (Repandus), daging daun berbentuk seperti kertas (Papyraceus/Chartaceus) dan yang terakhir bentuk permukaan daunya
yaitu berlilin (Pruinosus).
Berikut
gambar daun keladi.
Gambar 4.
Tumbuhan keladi
(Colocasia esculenta Schutt)
Kemudian juga didapatkan hasil pada
tanaman cermai (Phyllantus acidus)
yaitu tumbuhan berbentuk pohon, berumur panjang (Perenial), berakar tunggang
batang aerial, berkayu, silindris, tegak, warna coklat kotor.
Klasifikasinya
adalah :
Kingdom : Plantae
Divisi :Magnoliophyta
Kelas :Magnoliopsida
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Phyllanthus
Spesies : Phyllantus acidus (L.)Skeells
Yang
didapatkan adalah daun tunggal bertangkai pendek, tersusun berseling, warna
hijau muda, bentuk bulat telur, panjang 2-7 cm, lebar 1.5-2 cm tumbuhan ini
termasuk tumbuhan tidak lengkap karena tidak memiliki lidah-lidah yang dimiliki
hanyalah tangkai daun, pelepah daun, helaian daun. Bangun daun tumbuhan ini
adalah berbentuk bulat telur (Orbicularis), ujung daunnya berbentuk
runcing (Acutus), pangkal daunnya
berbentuk membulat (Rotundatus),
pertulangan daunnya berbentuk menyirip (Penninervis),
tepi daunnya rata (Interger), daging
daun berbentuk seperti kertas (Papyraceus)
dan permukaannya berbentuk licin (Laevis).
Berikut gambar tanaman cermai (Phyllantus
acidus).
Gambar 5. Tanaman cermai
(Phyllantus acidus).
Kemudian juga didapatkan hasil pada
tanaman meniran (Phyllantus urinaria) yaitu tanaman
semusim, tumbuh tegak, bercabang-cabang dan tingginya antara 30-50 cm batangnya
berbentuk bulat berbantang basah.
Klasifikasinya
adalah :
Kingdom : Plantae
Divisi :Magnoliophyta
Kelas :Magnoliopsida
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Phyllanthus
Spesies : Phyllantus niruri L.
Yang
didapatkan adalah tanaman ini memiliki daun yang tidak lengkap karena tumbuhan
ini hanya memiliki tangai daun dan helaian daun sedangkan upih daun dan
lidah-lidah daun tidak dimilikinya. Bangun tumbuhan ini adalah bulat telur (Orbicularis), ujung daunnya berbentuk membulat (Rotundatus), pangkal daunnya berbentuk
membulat (Rotundatus), pertulangan
daunnya berbentuk menyirip (Penninervis),
tepi daunnya rata (Interger), daging
daunya berbentuk tipis lunak (Herbaceus)
dan yang terakhir permukaan daun berbentuk licin (Laevis). Berikut gambar tanaman meniran (Phyllantus urinaria)
Gambar6.
Tanaman meniran
(Phyllantus urinaria)
Kesimpulan
Daun (Folium) merupakan suatu bagian tumbuhan yang penting dan pada
umumnya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Alat ini hanya terdapat
pada batang saja dan tidak pernah terdapat pada bagian lain pada tubuh
tumbuhan, daun biasanya tipis melebar, kaya akan suatu zat warna hijau yang
dinamakan klorofil, oleh karena itu daun biasanya berwarna hijau dan
menyebabkan tumbuhan atau daerah-daerah yang ditempati tumbuh-tumbuhan nampak
hijau pula, Daun dapat dibedakan menjadi daun tunggal dan daun majemuk. Daun
tunggal adalah daun yang helaiannya hanya terdiri dari satu helai tanpa adanya
persendian di bagian dasar helaian tersebut, sedangkan daun majemuk adalah daun
dimana helaiannya disusun oleh sejumlah bagian-bagian terpisah yang berbentuk
seperti daun dan disebut anak daun (Leaflet).
Daun lengkap adalah daun yang memiliki 3 struktur penting yaitu pelepah daun,
tangkai daun dan helaian daun. Tidak semua tumbuhan memiliki daun yang lengkap
helaian berfungsi sebagai tempat terjadinya proses fotosintesis, respirasi
ataupun transpirasi, ada juga organ tambahan yaitu sebagai organ pelengkap
yaitu seperti daun penumpu (Stipula),
selaput bumbung (Ocrea) dan
lidah-lidah (Ligula). Daun penumpu
biasanya terletak di kiri dan kanan tangkai dau atau di ketiak daun yang
berfungsi untuk melindungi daun yang masih muda, kemudian selaput bumbung
berbentuk selaput tipis yang menyelubungi pangkal suatu ruas batang yang
berfungsi sebagai daun penumpu kedua, setelah itu ada lidah-lidah daun yaitu
berupa selaput kecil yang biasanya terdapat pada batas antara upih dan helaian
daun, upih berfungsi sebagai mencegah mengalirnya air hujan ke dalam ketiak
antara batang dan upih daun sehingga kemungkinan pembusukan dapat dihindarkan.
Saran
Dari hasil penelitian di atas di
sarankan agar kedepanya dalam melakukan penelitian lebih pandai dan teliti lagi
daun yang akan diamati agar mendapatkan hasil yang lebih maksimal dari
sebelumnya dan juga mendapatkan hasil yang memuaskan hati kita dan menambah
wawasan bagaimana itu memilih daun yang baik.
Daftar Pustaka
Tjitrosoepomo
Gembong. (2013). Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Rosanti
Dewi. (2013). Morfologi Tumbuhan. Jakarta:
Penerbit Erlangga